Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konvensi Demokrat Terancam

Kompas.com - 25/11/2013, 09:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemenang konvensi calon presiden dari Partai Demokrat terancam tak dapat diusung sebagai capres pada Pemilu Presiden 2014. Pasalnya, pasangan capres dan cawapres kemungkinan harus diusung koalisi partai dan Partai Demokrat belum tentu jadi partai terbesar di koalisi.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar, di Jakarta, Minggu (24/11), mengungkapkan, Partai Demokrat berpotensi jadi partai tengah. Hal ini karena berdasarkan survei LSI, Oktober 2013, elektabilitas partai itu hanya 9,8 persen.

Kondisi ini, ujar Rully, membuat Partai Demokrat mungkin harus berkoalisi pada Pilpres 2014. Dalam koalisi itu, Partai Demokrat juga belum tentu jadi partai terbesar. Padahal, capres dalam koalisi biasanya dari partai yang paling banyak mendulang suara pada pemilu legislatif.

Bahkan, menurut Rully, ada kemungkinan partai mitra koalisi enggan mengusung pemenang konvensi sebagai cawapres. Pasalnya, pamor peserta konvensi relatif kalah dibandingkan nama lain yang disebut sebagai capres.

Menurut survei LSI, tingkat pengenalan masyarakat terhadap peserta konvensi, seperti Pramono Edhie Wibowo, Gita Wirjawan, dan Marzuki Alie, masih di bawah 60 persen. Masyarakat masih lebih mengenal Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Joko Widodo, Wiranto, dan Hatta Rajasa.

Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, masih ada waktu empat bulan bagi partainya untuk menaikkan elektabilitas. Dia yakin Partai Demokrat masih ada di papan atas.

Partai Demokrat juga yakin mampu mencalonkan capres-cawapres sendiri. ”Soal kemungkinan (pemenang konvensi) tak diterima partai lain, itu hanya asumsi LSI,” ujar Saan.

Sementara itu, Lembaga Survei Nasional (LSN) berpendapat, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD berpeluang jadi pemimpin nasional yang diterima dan mempersatukan partai-partai berbasis massa Islam.

Direktur Eksekutif LSN Omar S Bakry mengatakan, koalisi partai berbasis massa Islam masih potensial di antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Gabungan kelima partai itu masih mungkin mencapai ambang batas pencalonan presiden, yaitu mendapat 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen perolehan suara nasional.

Mahfud MD menghargai survei itu dan menegaskan siap untuk maju sebagai capres pada Pemilu 2014. ”Komunikasi saya sekarang terutama dengan PKB karena dulunya saya orang partai itu. Jika nanti diusung koalisi, tentu akan lewat PKB,” katanya.

Sementara itu, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Sulawesi Selatan Mubyl Handaling menyatakan mengusung mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai capres 2014-2019. Usulan ini akan disampaikan dalam rapat kerja nasional partai itu, 1-3 Desember 2013.

Seusai dialog dengan capres Indonesia di Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu lalu, Ketua Forum Rektor Indonesia 2013 Laode M Kamaludin menegaskan, Indonesia butuh pemimpin yang bisa menyejahterakan bangsa dan membawa negara ini mampu bersaing di tingkat Asia.(EKI/ENG/IAM/NTA/DEN/DIA)


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com