Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ani Yudhoyono Puji Megawati, Ini Komentar Ruhut

Kompas.com - 14/11/2013, 21:51 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menganggap wajar pujian Ibu Negara Ani Yudhoyono terhadap mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Ruhut menduga pujian itu disampaikan Ny Ani ketika mencontohkan peran wanita yang membanggakan bangsa.

”Jadi di sini kenegarawanan Ibu Ani dalam menilai peran wanita itu, beliau bangga dan memberikan contoh ada perempuan seperti Ibu Megawati di Indonesia,” kata Ruhut di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (14/11/2013), seusai diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan gratifikasi Hambalang.

Dia juga mengatakan bahwa di alam demokrasi, apalagi di dunia politik, tidak ada musuh yang abadi. Meskipun Ny Ani berasal dari partai yang berseberangan dengan Megawati, menurut dia, belum tentu keduanya tidak dapat bersekutu.

”Kami memang jujur saja, di alam demokrasi, apalagi ini politik, tidak ada musuh yang abadi. Jadi apa pun, last minute (menit-menit terakhir) bisa saja kejadian. Kemarin, aku jadi Ketua Komisi III, yang paling ngotot mendukung itu malah dari PDI-Perjuangan,” ujarnya.

Saat ditanya apakah pujian Ny Ani ini merupakan sinyal Demokrat berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pemilihan umum mendatang, Ruhut menjawab kemungkinan koalisi itu selalu ada.

”Kalau koalisi, ada kemungkinan, apa yang enggak mungkin terjadi?” ucapnya.

Sebelumnya Ani Yudhoyono dalam uraiannya sebagai pembicara utama dalam Seminar Nasional Dharma Wanita Pusat, di Jakarta, Rabu (13/11/2013), antara lain menyebut presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, sebagai bukti kaum perempuan mampu berlaga dalam memperebutkan kursi kepresidenan.

”Tercatat pula dalam sejarah kita, presiden kelima RI, Ibu Megawati Soekarnoputri, yang menjadi bukti nyata perempuan bisa bersaing di level kepemimpinan nasional,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan peserta seminar.

Ny Ani menyebut nama Megawati ketika mengapresiasi perkembangan maju kiprah perempuan dalam politik, termasuk soal keterwakilan perempuan di parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com