"Dalam tahun-tahun belakangan ini, banyak masukan dan kritikan yang ditujukan ke institusi Polri, terutama dalam menangani konflik atau kejahatan yang sifatnya massal," kata Badrodin di Sespimma Polri, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Masyarakat, lanjutnya, menilai tindakan anggota Polri lambat, ragu-ragu dan tidak berani bertindak. Bahkan, lebih jauh lagi, menurutnya masyarakat banyak yang menilai Polri melakukan pembiaran terhadap konflik dan kejahatan massal tersebut.
"Tentu hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata dan bila ditelaah lebih mendalam banyak yang disebabkan karena faktor kepemimpinan," ujar dia.
Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menurutnya sudah sering menyebutkan bahwa Indonesia memerlukan seorang pimpinan lapangan. Seorang pimpinan lapangan itu, lanjut dia, harus berani dan responsif terhadap apa yang berkembang di dalam masyarakat.
"Berani dalam arti berani mengambil keputusan dengan segala resikonya dan berani bertanggungjawab," ujar dia.
Oleh karena itu, Badrodin dalam kesempatan tersebut, menitipkan pesan kepada para peserta didik Polri untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan yang ada dalam diri mereka. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, Badrodin berharap calon-calon pimpinan Polri masa depan tersebut dapat membantu Polri menjalankan tugas dan wewenangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.