Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Soal Hambalang, Kenapa SBY dan Ibas Belum Dipanggil?"

Kompas.com - 14/11/2013, 06:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta memanggil semua pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan Kongres Partai Demokrat pada 2010, bila benar-benar ingin menuntaskan dugaan dana proyek Hambalang mengalir ke hajatan partai itu. Di antara pihak terkait itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

"Kalau ingin menyelesaikan masalah kongres di Bandung, semua calon tim sukses, OC-nya, SC, Mas Ibas, dan Pak SBY kenapa belum dipanggil?" ujar Juru Bicara Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Tri Dianto saat ditemui Kompas.com, di markas PPI Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2013) malam.

Sebagai Dewan Pembina Partai Demokrat, ujar Tri, SBY adalah penanggung jawab kongres. Adapun Ibas, sebut dia, masuk dalam jajaran panitia pengarah (SC).

"Saya minta ke KPK, kalau ingin selesaikan kasus Hambalang dan kongres, harus dipikirkan siapa-siapa yang harus dipanggil," ujar Tri Dianto. KPK, imbuh dia, juga harus bersikap netral ketika melakukan pemeriksaan.

Meski demikian, Tri menolak menjawab apakah SBY dan Ibas menurut dia tahu soal aliran dana di kongres itu. "Saya kira itu (kewenangan) penyidik KPK. Nanti bisa memeriksa apakah ada yang bisa digali," tepis Tri.

Sementara itu, terkait nama Anas Urbaningrum yang turut disebut menerima dana Hambalang untuk kongres, ia menampiknya. "Saya tidak pernah dengar. Mas Anas maju sebagai ketum dipilih pemilih suara dengan hati nurani," klaimnya.

"Mungkin, Mas Anas sosok yang bisa menggantikan Pak SBY," ujar Tri. "Kita tahu Pak SBY sudah dua kali jadi Presiden. Kami lihat Mas Anas figur yang cocok untuk menggantikan Pak SBY."

Saat ini KPK tengah mendalami dugaan dana korupsi Hambalang dan proyek pemerintah lainnya mengalir ke kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Dalam dakwaan Deddy Kusdinar, Anas disebut mendapat Rp 2,21 miliar dari PT Adhi Karya. Uang itu disebut dipakai untuk keperluan Kongres Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com