Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan oleh Polisi, DPR Usul Anggaran Pendidikan Anggota Ditingkatkan

Kompas.com - 06/11/2013, 17:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penembakan satpam oleh aparat kepolisian di Cengkareng, Jakarta Barat, adalah satu dari sekian banyak contoh dari ketidakprofesionalan aparat. Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari melihat bahwa ketidakprofesionalan ini diakibatkan minimnya anggaran kepolisian untuk pos pendidikan dan pelatihan anggota.

“Perilaku polisi yang jemawa, tidak profesional, tidak sesuai paradigma baru 3P (pelindung, pengayom, pelayan masyarakat) merupakan fenomena umum. Saya melihat fenomena tersebut merupakan ekses-ekses dari keterbatasan dana pada sektor pendidikan,” ujar Eva saat dihubungi Rabu (6/11/2013).

Menurut Eva, minimnya anggaran Polri untuk sektor pendidikan dilatarbelakangi kebutuhan remunerasi gaji anggota Polri. Oleh karena itu, masa pendidikan bintara yang semula 8 bulan dipersingkat agar “lebih hemat” menjadi hanya 3 bulan, dan langsung bisa bertugas.

Training-training untuk pengembangan kapasitas juga banyak hilang. Ini berdampak langsung pada profesionalitas aparat yang drop,” kata Eva.

Lebih lanjut, Eva berharap agar cara Polri mengalokasikan anggaran ini direspons serius oleh Kementerian Keuangan karena anggaran Polri terlalu didominasi untuk kebutuhan gaji yang mencapai 70 persen dari total anggaran.

“Satu-satunya jalan keluar ya penambahan dana bagi Polri sehingga cukup dana untuk pendidikan skills dan mental termasuk penambahan kurikulum HAM dan attitude,” ucapnya.

Penembakan terjadi di Blok L, Kompleks Ruko Seribu, Kompleks Galaxy, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa (5/11/2013) malam. Pelaku penembakan, yakni Wawan, adalah anggota Brimob Kelapa Dua yang tengah dalam kondisi mabuk. Penembakan diduga terjadi lantaran Wawan merasa kesal dengan korban, Bachrudin (35), yang menolak perintah pelaku, yakni memberi hormat. Bachrudin tak bisa berkutik saat peluru bersarang di dada bagian kiri.

Jenazah Bachrudin kini tengah diotopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sementara itu Wawan akhirnya menyerahkan diri. Aksi kekerasan yang dilakukan polisi juga sempat menimpa Robin Napitupulu (25) pada pertengahan Oktober lalu di Koja, Jakarta Utara. Saat itu, mobil yang dimiliki Robin ditembaki oleh aparat kepolisian. Robin juga dipukul oleh anggota itu hingga mengalami luka. Belakangan diketahui bahwa Robin adalah korban salah sasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com