“Perilaku polisi yang jemawa, tidak profesional, tidak sesuai paradigma baru 3P (pelindung, pengayom, pelayan masyarakat) merupakan fenomena umum. Saya melihat fenomena tersebut merupakan ekses-ekses dari keterbatasan dana pada sektor pendidikan,” ujar Eva saat dihubungi Rabu (6/11/2013).
Menurut Eva, minimnya anggaran Polri untuk sektor pendidikan dilatarbelakangi kebutuhan remunerasi gaji anggota Polri. Oleh karena itu, masa pendidikan bintara yang semula 8 bulan dipersingkat agar “lebih hemat” menjadi hanya 3 bulan, dan langsung bisa bertugas.
“Training-training untuk pengembangan kapasitas juga banyak hilang. Ini berdampak langsung pada profesionalitas aparat yang drop,” kata Eva.
Lebih lanjut, Eva berharap agar cara Polri mengalokasikan anggaran ini direspons serius oleh Kementerian Keuangan karena anggaran Polri terlalu didominasi untuk kebutuhan gaji yang mencapai 70 persen dari total anggaran.
“Satu-satunya jalan keluar ya penambahan dana bagi Polri sehingga cukup dana untuk pendidikan skills dan mental termasuk penambahan kurikulum HAM dan attitude,” ucapnya.
Penembakan terjadi di Blok L, Kompleks Ruko Seribu, Kompleks Galaxy, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa (5/11/2013) malam. Pelaku penembakan, yakni Wawan, adalah anggota Brimob Kelapa Dua yang tengah dalam kondisi mabuk. Penembakan diduga terjadi lantaran Wawan merasa kesal dengan korban, Bachrudin (35), yang menolak perintah pelaku, yakni memberi hormat. Bachrudin tak bisa berkutik saat peluru bersarang di dada bagian kiri.
Jenazah Bachrudin kini tengah diotopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sementara itu Wawan akhirnya menyerahkan diri. Aksi kekerasan yang dilakukan polisi juga sempat menimpa Robin Napitupulu (25) pada pertengahan Oktober lalu di Koja, Jakarta Utara. Saat itu, mobil yang dimiliki Robin ditembaki oleh aparat kepolisian. Robin juga dipukul oleh anggota itu hingga mengalami luka. Belakangan diketahui bahwa Robin adalah korban salah sasaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.