Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Arogan, Perlu Tes Kejiwaan Berkala untuk Anggota Polri

Kompas.com - 06/11/2013, 13:03 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, menilai peristiwa penembakan seorang anggota satpam yang dilakukan oleh oknum anggota Brimob Polri merupakan bentuk arogansi kekuasaan. Ia menganggap ada masalah psikologis serius yang dialami oleh oknum pelaku penembakan tersebut.

Bambang menuturkan, Briptu W, oknum anggota Brimob yang melakukan penembakan itu, diyakini ingin menunjukkan kekuasaannya, ingin dihormati seperti saat ia bersama kesatuannya. Rasa gila hormat seperti ini, kata Bambang, sangat salah kaprah jika dipaksakan diimplementasikan di tengah masyarakat.

"Ini arogansi kekuasaan, meski dia (pelaku) seorang bawahan, tapi seharusnya oknum itu enggak perlu menunjukkan kekuasaan yang berlebihan. Dia ingin nunjukkin 'dialah seorang jagoan', ingin dihormati, ini aturan internal yang enggak bisa dilakukan di luar," kata Bambang saat dihubungi, Rabu (6/11/2013).

Ia mengimbau, seluruh anggota kepolisian menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat secara umum. Pasalnya, sering kali ada saja oknum anggota Polri yang bertindak arogan atau mengintimidasi masyarakat hanya karena alasan-alasan sepele.

Menurut Bambang, arogansi yang kerap dilakukan oknum anggota Polri dapat disebabkan oleh sejumlah hal. Di antaranya adalah tekanan psikologis yang diterima anggota Polri dari beban kerja, penghasilan kecil, atau faktor kecemburuan sosial saat membandingkan atasannya dapat hidup jauh lebih layak, bahkan mewah. Di saat seperti ini, petinggi-petinggi di institusi tersebut harus cepat bereaksi, memberikan bimbingan agar arogansi tak kembali terjadi.

Selain itu, ia juga memandang perlu dilakukannya tes kejiwaan secara berkala terhadap anggota Polri yang memegang senjata api. Hal ini penting dilakukan agar kondisi kejiwaan anggota Polri yang memegang senjata api dapat terpantau.

"Di negara lain itu ada badan konseling, ada psikolog yang memantau individu polisi dalam bertugas. Nah ini yang kurang di negeri kita, polisi seperti diberi senjata, dan dilepas sendiri," tandasnya.

Seperti diberitakan, Briptu W, oknum Brimob Polri menembak seorang anggota satpam di Ruko Seribu Blok L Galaxy, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (5/11/2013) malam. Pelaku disebut-sebut sering mendatangi kompleks ruko tersebut dan kerap datang dalam kondisi mabuk untuk meminta jatah.

Selain itu, pelaku juga dikenal menguasai kawasan tersebut. Ia meminta satpam di sekitar kompleks ruko untuk patuh kepadanya. Sebelum menembak seorang anggota satpam, Bachrudin (30), pelaku menegur korban karena tidak memberi hormat kepadanya. Pelaku kemudian menyuruh korban yang baru tiga bulan bekerja di sana untuk melakukan push-up sebagai hukuman. Korban merasa tidak bersalah dan menolak perintah pelaku.

Melihat hal itu, pelaku marah dan menembak korban dari jarak sekitar setengah meter. Korban langsung terjatuh dan tewas di tempat setelah peluru menembus dada kirinya. Korban ditembak di depan ruko kantor Panin Bank berjarak sekitar 100 meter dari Pintu III Seribu Ruko. Sekitar pukul 21.30 WIB, korban dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diotopsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com