Menurut Tri, dia sudah menyampaikan kepada penyidik KPK bahwa tidak ada pembagian uang dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung. "Saya jamin bersih, 1.000, 2.000 persen, tidak ada itu kongres bagi-bagi duit. Kalau ada, mungkin transportasi Rp 1 juta, Rp 2 juta, itu wajar. Tidak ada kongres bagi-bagi duit seperti yang diberitakan," kata Tri di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (31/10/2013) seusai diperiksa.
Tri diperiksa selama kurang lebih 10 jam sebagai saksi untuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang menjadi tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi proyek Hambalang.
Selain mengenai dugaan pembagian uang saat kongres, Tri mengaku diajukan beberapa pertanyaan mengenai perkenalannya dengan Anas, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin serta istri Nazar, Neneng Sri Wahyuni.
"Kemudian tentang kongres, semua sudah saya jawab, semuanya dengan jelas, sejujur-jujurnya, pertemuan Anas pertama di mana, kemudian pertemuan saya dengan Nazar di mana, kemudian kegiatan Nazar selama kongres maupun sesudah kongres, saya jelaskan semuanya," tutur Tri.
Pria yang dikenal sebagai loyalis Anas ini pun kembali meminta KPK untuk memeriksa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam kasus Hambalang. Menurut Tri, Yudhoyono selaku Dewan Pembina Partai Demokrat ketika itu merupakan penanggung jawab Kongres Partai Demokrat 2010 yang diselenggarakan di Bandung. Sementara Ibas, katanya, bertindak sebagai steering committee dalam kongres.
"Saya ingin KPK itu netral, semua calon di muka KPK itu sama, jangan dibeda-bedakan karena kalau saya melihat, yang dikejar-kejar ini hanya Anas, saksi-saksi Anas, yang lain tidak ada. Kalau ingin menyelesaikan masalah kongres, itu gampang, saya memberi saran penyidik dipanggil yang bersangkutan, otomatis semua saksi-saksi dipanggil, semua calon dipanggil, panitia itu dipanggil," ucapnya.
KPK memeriksa Tri karena dianggap tahu seputar dugaan gratifikasi yang diterima Anas. Lembaga antikorupsi itu tengah mendalami dugaan aliran dana korupsi untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Tri juga mengatakan, kemungkinan dia akan diperiksa KPK lagi karena keterangannya masih diperlukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.