Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Wajar, Demokrat Sindir Jokowi

Kompas.com - 22/10/2013, 15:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga tak mempermasalahkan sindiran Partai Demokrat terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pasalnya, Partai Demokrat dinilai sebagai partai oposisi di DKI Jakarta.

"Menurut saya kritikan ini kan wajar-wajar saja, sekarang kan Demokrat yang menjadi oposisi di DKI," kata Eriko di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Eriko menambahkan, sindiran Partai Demokrat dijadikan kritik yang membangun. PDI Perjuangan malah terpicu untuk semakin mendukung kinerja Jokowi membenahi Ibu Kota.

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat ini menilai, keberhasilan Jokowi dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dalam membenahi Jakarta terlihat jelas. Beberapa di antaranya adalah normalisasi Waduk Pluit, dan penataan Pasar Tanah Abang.

Meski begitu, Eriko juga tak menampik bahwa kinerja Jokowi di Jakarta belum sempurna. Baginya, hal ini tidak perlu dipersoalkan karena kompleksitas permasalahan Ibu Kota hanya bisa diselesaikan secara bertahap dan bukan dalam hitungan hari.

"Dulu kebakaran tanpa solusi, tapi sekarang ada solusinya, korban direlokasi ke rusun," ujarnya.

Saat disinggung mengenai sikap Jokowi yang menolak mobil murah, Eriko tegas mendukungnya. Ia mengatakan, kebijakan mobil murah yang digulirkan pemerintah berbeda dengan kampanye mobil Esemka yang digunakan Jokowi saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"Esemka itu produk dalam negeri, memberi kesempatan kepada pekerja di dalam negeri, dan kesempatan publik memiliki mobil dalam negeri. Kalau mobil murah, itu mobil dari luar dipindahkan ke sini; sementara infrastruktur kita belum memadai," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyindir Jokowi. Sindiran itu dilontarkan terkait sikapnya menolak mobil murah. Padahal, menurut Nurhayati, saat menjabat Wali Kota Solo, ia getol mendorong proyek mobil murah Esemka.

"Saya belajar dari kampanye Pak Jokowi. Bahkan, saat dia naik namanya, itu karena Esemka. Esemka ini mobil murah bukan? Kok sekarang Jokowi malah nolak mobil murah, saya sedih," ujar Nurhayati.

Sikap Jokowi yang menolak kebijakan mobil murah memang sempat menyedot perhatian beberapa bulan lalu. Ia memilih berseberangan dengan pemerintah pusat. Alasan Jokowi, keberadaan mobil murah hanya akan menambah kemacetan Jakarta. Namun, Jokowi menyadari tak bisa berbuat apa pun lantaran pemerintah pusat akhirnya menerbitan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/7/2013.

Selain soal mobil murah, Nurhayati sempat mengkritik Jokowi dengan kasus kebakaran besar yang terjadi di kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara. Hal ini disampaikannya menanggapi program 100 hari Jokowi di Ibu Kota. Setelah melontarkan pernyataan itu, Nurhayati pun banyak dikritik publik.

Terkait hal ini, Nurhayati mengaku tak gentar meski sikapnya berseberangan dengan publik. Ia mengatakan hanya menyampaikan fakta yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com