Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencabutan RUU Pilpres dari Prolegnas Ditunda Lagi

Kompas.com - 22/10/2013, 15:10 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pencabutan RUU Pemilihan Presiden (Pilpres) dari program legislasi nasional (prolegnas) dalam forum rapat paripurna DPR, Selasa (22/10/2013) akhirnya ditunda. Penundaan dilakukan setelah puluhan anggota Dewan melakukan interupsi dalam rapat tersebut.

"Ini sudah banyak sekali tombol yang menyala untuk interupsi. Coba tolong berikan pandangan yang solutif soal ini," ujar Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang tampak kewalahan menghadapi banyaknya interupsi itu.

Interupsi kebanyakan dilontarkan oleh anggota Dewan dari Fraksi PPP, Fraksi Partai Hanura, Fraksi PKS, dan Fraksi Partai Gerindra. Keempat fraksi ini sejak awal meminta RUU Pilpres direvisi dan menentang keputusan Badan Legislasi DPR yang menghentikan pembahasan RUU tersebut. Mereka juga meminta agar forum rapat paripurna tidak menerima begitu saja keputusan Baleg untuk menarik RUU Pilpres dari daftar prolegnas.

Dengan ditariknya RUU Pilpres dari Prolegnas, maka RUU tersebut tidak akan bisa dibahas lagi dalam masa sidang ini. Sementara, kelompok partai yang mendukung agar RUU tersebut ditarik dari prolegnas meminta agar forum paripurna hanya mengesahkan apa yang disampaikan Baleg. Lantaran tak menemukan kata sepakat, Sekretaris Fraksi PAN, Teguh Juwarno mengusulkan agar pembahasan ini dilakukan dalam forum Badan Musyawarah (Bamus) yang diisi pimpinan DPR, pimpinan Baleg, dan pimpinan fraksi. Setelah itu, baru dilanjutkan ke paripurna selanjutnya.

Sedangkan anggota Baleg dari Fraksi PKB, Abdul Malik Haramain meminta pengambilan keputusan tentang penarikan RUU Pilpres dari prolegnas ditunda.

"Lebih baik ditunda saja langsung ke paripurna berikutnya karena sudah banyak anggota yang pulang," kata Malik.

Atas saran-saran itu, Priyo akhirnya menyepakati rapat paripurna kali ini tidak mengambil keputusan apa pun terkait RUU Pilpres.

"Keputusan RUU Pilpres ditarik atau tidak ditunda pada paripurna Kamis atau Jumat yang kemungkinan berujung pada voting," ungkap Priyo sambil mengetuk palu, tanda diambilnya keputusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com