Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya Pernah Diminta Rp 5 Miliar oleh Calo MK

Kompas.com - 13/10/2013, 15:27 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarta mengaku memiliki pengalaman dengan calo-calo perkara di Mahkamah Konstitusi. Saat terpilih sebagai Wali Kota Bogor, Bima mengaku ditawari calo agar bisa mempertahankan kemenangannya jika digugat ke MK. Imbalan yang diminta pun tak sedikit, Rp 5 miliar.

"Tawaran intens itu paling banyak datang saat sudah ada ketetapan KPU bahwa saya menang. Tiba-tiba ada orang yang saya kenal, ada juga yang tidak, menawarkan jasanya bisa mengurus perkara di MK," ujar Bima, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Minggu (13/10/2013).

Mereka, kata Bima, mengaku memiliki kedekatan dengan hakim-hakim konstitusi. Saat itu, para calo MK ini meminta uang bervariasi dengan kisaran Rp 3-5 miliar.

"Padahal saat itu, lawan politik saya masih pikir-pikir untuk menggugat hasil pilkada," ujar Bima.

Bima mengaku, sudah lama mendengar bahwa putusan sengketa pilkada di MK bisa ditentukan oleh faktor X. Ia pun memilih untuk melakukan upaya agar hasil Pemilihan Wali Kota Bogor tak sampai digugat ke MK.

"Kami pikir kalau sampai dibawa ke MK, percuma kami kampanye irit-irit uang tapi justru habis besar di MK. Akhirnya, saya memutuskan melakukan lobi-lobi politik yang sama sekali tidak dimaknai dengan lobi uang ke lawan politik lain," kata Bima.

Dalam Pilwakot Bogor, pasangan Bima Arya-Usmar Hariman dinyatakan sebagai pemenang pada 14 September lalu. Pasangan ini unggul tipis sekitar 1.755 suara atau 0,44 persen atas saingan beratnya pasangan Achmad Ru’yat- Aim Halim Permana. Pasangan Bima Arya-Usmar Hariman memperoleh suara 132.835 suara atau 33,14 persen, disusul pasangan Achmad Ru’yat-Aim Halim Hermana mendapat 131.080 suara (32,70 persen). Kemudian disusul pasangan Dody Rosadi-Untung W Maryono yang meraup 67.715 suara (16,89 persen), sedangkan pasangan Syaiful Anwar-Muztahidin meraup 43.448 suara (10,84 persen) dan posisi buncit diraih pasangan Firman Halim-Gartono 25.793 suara (6,43 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com