Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2013, 10:09 WIB
Tomy Trinugroho A.

Penulis


KOMPAS.com —
Kehadiran bunda bagi mereka yang menyebutnya sebagai bunda biasanya menenangkan. Namun, bunda yang hadir di pusaran kasus korupsi pengurusan kuota impor daging sapi ini membuat banyak pihak gundah.

Entah siapa sebenarnya orang yang disebut-sebut sebagai bunda dengan embel-embel puteri alias Bunda Puteri ini. Dua orang paling penting di Indonesia, setidaknya dari nomor kendaraan yang dipakai, harus tampil ke media memberi penjelasan saat isu masih hangat mengemuka. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono masing-masing menggelar jumpa pers terkait Bunda Puteri yang disangkutpautkan dengan mereka.

Beberapa pekan lalu, Boediono, yang terhitung amat jarang menggelar jumpa pers, menggelar jumpa pers di Istana Wapres. Penyebabnya adalah Tuti Iswari, adiknya, yang dikaitkan dengan Bunda Puteri dalam persidangan kasus korupsi pengurusan kuota impor daging sapi dengan terdakwa mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq. Intinya, Boediono menyatakan, mustahil Tuti ikuti-ikutan dalam urusan impor daging sapi karena adiknya tidak punya usaha. Adiknya hanya sibuk dalam kegiatan sosial.

Pada hari yang sama, Tuti juga difasilitasi untuk bertemu dengan sejumlah wartawan. Tuti bercerita panjang lebar tentang pertemanannya dengan Bunda Puteri. ”Saya memanggilnya Puteri saja,” tuturnya.

Tuti yang baru sembuh dari sakit kanker itu mengenal Puteri karena sama-sama aktif di kegiatan sosial. Pertemanan mereka, dipahami Tuti, tidak untuk kepentingan bisnis.

Bukan pejabat ”kecengan”

Setelah Boediono diikuti adiknya, Kamis lalu, giliran Presiden Yudhoyono menggelar jumpa pers terkait Bunda Puteri. Jumpa pers diadakan di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, tidak lama setelah Yudhoyono mendarat seusai mengikuti pertemuan KTT ASEAN dan sejumlah KTT lainnya di Brunei.

Pertemuan dua hari penuh sambungan pertemuan APEC di Bali tentu membuat Yudhoyono sangat lelah. Kelelahan tidak dihiraukan. Tanpa jeda, setelah mendarat, jumpa pers digelar.

Dalam jumpa pers yang berlangsung sekitar pukul 21.00 itu, Presiden sangat marah, tecermin dari ekspresi wajah dan pilihan kata-katanya. ”Saya belum memiliki data yang lengkap mengenai Bunda Puteri. Mudah-mudahan dalam 1-2 hari saya lebih tahu siapa yang bermain- main dengan kata-kata yang bohong dan apa tujuannya. Saya bukan pejabat kecengan, mau reshuffle ngomong sama orang yang tidak jelas,” kata Yudhoyono keras.

Dalam persidangan, Luthfi, mantan Presiden PKS yang masuk dalam jajaran koalisi pendukung Presiden Yudhoyono, memang menyatakan, Bunda Puteri sebagai orang yang bisa menentukan reshuffle kabinet. Bunda Puteri disebut Luthfi sebagai pembawa pesan Presiden Yudhoyono. Sebagai anggota koalisi pendukung Presiden Yudhoyono, PKS mengisi susunan kabinet.

Masih dalam jumpa pers menanggapi kesaksian Luthfi di persidangan kasus korupsi, Presiden Yudhoyono menyatakan, pejabat di sekitarnya sama sekali tidak mengenal Bunda Puteri. Keluarganya juga tidak mengenal Bunda Puteri.

Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie tidak mengetahui mengapa Presiden Yudhoyono sangat marah gara-gara Bunda Puteri. Namun, ia menduga Presiden sangat marah karena Bunda Puteri mengaku bisa memengaruhi reshuffle. ”Memang tak banyak yang mengetahui reshuffle,” ujar kader senior PKS itu.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, masalah menjadi sensitif karena Bunda Puteri mengaku tidak saja memiliki pengetahuan, tetapi juga dapat memengaruhi aspek pembentukan kabinet.

Situasi berbeda ketika muncul nama Sengman sebagai pengusaha yang dekat dengan Presiden. Sengman tidak secara spesifik disebut dapat memengaruhi reshuffle sehingga Presiden tidak sampai marah.

Kembali ke Bunda Puteri. Berpijak kepada janji Presiden Yudhoyono, misteri Bunda Puteri akan terkuak hari-hari ini. KPK pasti senang menindaklanjuti hal ini. (A Tomy Trinugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com