Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutarman Jadi Kapolri, Bagaimana Hubungan Polri-KPK?

Kompas.com - 09/10/2013, 18:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman menjadi calon tunggal Kapolri. Nama Sutarman sebelumnya sempat dikaitkan pada perseteruan Polri dengan KPK dalam kasus dugaan korupsi pengadaan simulator di Korps Lalu Lintas Polri.

Apa jadinya hubungan Polri-KPK jika Sutarman jadi Kapolri?

"Harus diperbaiki karena kita tidak mungkin memberantas korupsi itu sendirian. kita harus bersama-sama KPK untuk memberantas korupsi yang sudah massif ini," ujar Sutarman di kediamannya di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (9/10/2013).

Sutarman pun tak terlalu mempersoalkan jika ada anggota Polri yang diperiksa KPK karena diduga melakukan korupsi. "Tidak ada masalah. Siapa pun yang memang sudah melanggar dan sudah dilakukan penyidikan, silakan," kata Sutarman.

Seperti diberitakan, penyidikan simulator SIM sempat diperebutkan KPK dan Bareskrim Polri. Sutarman ketika itu bersikeras bahwa Polri lebih dahulu menangani kasus korupsi Korlantas. Untuk itu ia meminta kepada KPK lebih memahami isi Memorandum of Understanding (MoU) yang telah disepakati beberapa waktu lalu.

Menurut Sutarman, Polri terlebih dulu menangani kasus dugaan korupsi di tubuh Korlantas. Hal ini bisa dilihat dari penetapan tersangka yang telah dilakukan Bareskrim Mabes Polri. Bahkan Bareskrim melakukan penahanan terhadap kelima tersangka.

"Menahan itu adalah langkah penyidikan setelah menemukan barang bukti. Silakan tanya kepada KPK, kenapa baru menetapkan penyidikan, sudah menetapkan tersangka, apa langkahnya sudah benar?" kata Sutarman pada Agustus 2012 lalu.

Untuk memilih siapa yang terlebih dahulu melakukan penanganan kasus, tidak perlu landasan hukum lainnya. Karena menurut Sutarman, MoU pimpinan penegak hukum sudah cukup jelas. "Sudah ada kesepakatan pimpinan melalui perjanjian moral (MoU), itu lebih tinggi dari segalanya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com