Menurut Tantowi, pihaknya tak bermaksud mendikotomi saat mengusung cawapres dari suku Jawa. Akan tetapi, hal tersebut bisa dikatakan terpaksa karena banyak gunjingan bahwa Ical tak memiliki latar belakang Jawa.
"Yang dipergunjingkan orang kan seperti itu (bukan Jawa), kami tidak mau dikotomi Jawa, Sumatera atau apa pun, semua suku berhak jadi presiden. Tapi ternyata diskusi itu (dikotomi) berkembang terus di masyarakat," kata Tantowi saat dihubungi pada Selasa (10/9/2013).
Anggota Komisi I DPR ini menyampaikan, dirinya berharap cawapres yang diusung Golkar nantinya memiliki keunggulan untuk menutup kekurangan Ical tersebut. Hal ini merupakan antisipasi, ketimbang menjadi kendala dan sandungan dalam perhelatan pilpres tahun depan.
"Daripada jadi kendala harus ditutup oleh cawapres, rakyat harus melihat mereka satu kesatuan," ujarnya.
Untuk diketahui, Golkar sempat menyatakan niat untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat terkait pilpres. Niat koalisi itu didasari karena Golkar tertarik untuk meminang anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo sebagai cawapres mendampingi Ical.
Selain Pramono, Golkar juga tertarik untuk mempelajari dua tokoh lain yang dianggap potensial, seperti Meneg BUMN Dahlan Iskan, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Alasan Golkar mempelajari ketiga tokoh tersebut adalah karena ketiganya berasal dari etnis dengan populasi terbanyak. Khusus untuk Pramono, alasannya adalah karena memiliki latar belakang militer sehingga dianggap sangat cocok mendampingi Ical.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.