Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2013, 09:17 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
— Serangkaian kisruh di lembaga pemasyarakatan akhir-akhir ini ditengarai ulah mafia narkoba. Demikian menurut pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.

Menurut pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu, sangat besar kemungkinan ini bagian dari operasi mafia narkoba untuk memutus penelusuran polisi dan BNN. Meninggalnya tiga narapidana kasus narkoba di Lapas Cipinang dalam kurun waktu empat hari terakhir, dinilainya terkait hal tersebut.

Jika memang meninggalnya tiga narapidana itu secara wajar, mengapa pihak Lapas Cipinang seakan-akan menutupi kejadian tersebut saat pihak kepolisian hendak melakukan pengecekan dan pemeriksaan informasi tewasnya mereka pada Kamis dini hari.

"Cukup wajar jika masyarakat dan saya menganggap ada yang aneh di sini," kata Reza, Kamis (5/9/2013) malam. 

Reza menilai jika memang terjadi penghalangan tersebut, pihak Lapas Cipinang bisa diseret ke proses hukum karena dianggap menghalangi kerja polisi. Sebaliknya, jika polisi menyerah, justru ada kemungkinan kongkalikong di sini dan kecurigaan ada keterlibatan mafia narkoba makin terasa dan semakin jelas dirasakan masyarakat.

"Tegas saja. Sejak awal Freddy Budiman naik daun, saya mensinyalir rentetan kerusuhan beberapa lapas di Indonesia merupakan bagian dari operasi mafia narkoba," ujar dosen psikologi yang juga mengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara itu.

Belajar dari Amerika Selatan, lanjut Reza, mafia narkoba akan melakukan segala hal guna mengamankan pasar mereka. Maka, tidak tertutup kemungkinan yang terjadi di Cipinang adalah modus baru mafia narkoba di Indonesia dan khas Indonesia. Di Amerika Selatan, modus utamanya adalah penyerbuan maupun penyamaran sebagai otoritas hukum.

"Sementara di sini dengan cara kerusuhan atau mungkin modus seperti yang terjadi di Cipinang. Ini sangat mungkin modus mafia narkoba yang juga gembong lain sekelas Freddy Budiman untuk memutus mata rantai penelusuran polisi maupun BNN," ujarnya. (BUM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com