"Akhirnya suara terbanyak (yang menentukan)," kata Hajriyanto di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Meski demikian, lanjut Hajriyanto, dalam rapimnas yang digelar rutin setiap tahun itu, belum muncul agenda krusial termasuk untuk mengevaluasi pencapresan Ical. Agenda yang terjadwal, kata Hajriyanto, adalah mengevaluasi program-program yang bergulir, terutama program yang memiliki kaitan langsung dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden di 2014.
Menurutnya, evaluasi pencapresan Ical tak dapat dilakukan hanya dengan merujuk hasil survei. Hajriyanto mengatakan, rujukan yang paling tepat untuk melakukan evaluasi adalah berdasarkan hasil riil, setelah hasil pemilihan legislatif atau pemilihan presiden putaran pertama diketahui.
"Saya rasa sangat naif kalau (evaluasi) berdasarkan hasil survei. Kalau namanya berdasarkan survei kan susah, masak berdasarkan survei dilakukan kajian ulang," katanya.
Seperti diberitakan, dalam sejumlah survei, elektabilitas Aburizal Bakrie tak mengalami peningkatan signifikan. Elektabilitasnya bahkan jauh di bawah politisi PDI Perjuangan, Joko Widodo, yang sama sekali belum menyatakan akan maju sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden 2014. Dalam survei Kompas, Juni lalu, elektabilitas Ical mengalami peningkatan. Akan tetapi, peningkatannya tak signifikan dan tak berhasil mendongkrak elektabilitas Partai Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.