JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Kepolisian Resor Tanjung mendapat laporan dari masyarakat bahwa salah satu calon presiden yang akan maju dalam Pemilu Presiden 2014 diculik oleh kelompok orang tak dikenal. Mendapat laporan tersebut, Polres Tanjung menerjunkan Tim Reaksi Cepat dari Satuan Brimob Polri untuk menyelamatkan capres yang diculik.
Dari laporan yang diperoleh, capres tersebut disekap di salah satu bangunan hotel tua yang sudah tak terpakai. Sekitar 10 anggota Tim Reaksi Cepat kemudian mendatangi lokasi penyekapan. Dalam kurun waktu kurang dari setengah jam, capres yang disekap diselamatkan petugas. Sementara para penculik dilumpuhkan para petugas.
Aksi penculikan capres tersebut merupakan bagian dari simulasi pengamanan Pemilu 2014 yang diselenggarakan Mabes Polri di Mako Brimob Kelapa II Depok, Rabu (4/9/2013). Simulasi ini sekaligus menutup apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) yang diikuti jajaran Kapolres se-Indonesia.
Selain penculikan capres, sejumlah simulasi ancaman terhadap kerawanan sosial pelaksanaan pemilu juga dilakukan, seperti simulasi kampanye pilpres dan kericuhan saat demonstrasi pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih di depan kantor DPR RI.
Dalam simulasi kampanye pilpres, disimulasikan jika di tengah kerumunan massa pendukung terdapat orang yang akan membunuh capres. Namun, upaya pembunuhan itu digagalkan ketika aksinya diketahui petugas yang bersiaga. Sementara capres yang akan dibunuh dievakuasi oleh petugas.
Sedangkan dalam simulasi demonstrasi, tampak aksi massa yang melakukan orasi berlangsung ricuh. Petugas yang berjaga tampak dilempar dengan sejumlah benda keras oleh para demonstran, seperti batu, botol air mineral, dan kayu. Namun, demonstrasi itu dibubarkan setelah polisi menerjunkan Unit K-9 Satwa, Satuan Polisi Antihuru-Hara, dan mobil water cannon.
Selain itu, berbagai alat penanganan teror dan pengendali massa ditampilkan, seperti pakaian penjinak bahan peledak, senjata gas air mata, mobil water cannon, mobil barakuda, hingga sejumlah alat penjinak bahan peledak.
Wakil Kepala Polri Komjen Oegroseno mengatakan, rangkaian simulasi yang dilakukan hari ini hanya gambaran sebagian ancaman yang mungkin terjadi pada pada saat pelaksanaan pemilu mendatang. Untuk itu, perlu persiapan matang agar pada saat operasi di lapangan dapat berjalan lancar.
"Peragaan tadi bukan harga mati, masih bisa dievaluasi," kata Oegroseno.
Meski demikian, ia mengatakan, yang terpenting justru upaya pencegahan agar masyarakat merasa aman. Ia juga mengimbau agar para anggota Babinkamtibmas dapat bekerja secara optimal mendeteksi segala ancaman yang mungkin dapat mengganggu stabilitas masyarakat.
"Pencegahan itu yang lebih diutamakan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.