Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Disebut di Sidang Fathanah, Istana: Apa Itu Sengman?

Kompas.com - 30/08/2013, 13:18 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono muncul dalam persidangan terdakwa Ahmad Fathanah terkait dugaan suap impor daging sapi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Nama Presiden SBY disebut oleh salah satu saksi yang dihadirkan, yakni Ridwan Hakim.

Awalnya, pengadilan memutar rekaman sadapan antara Fathanah dan Ridwan. Dalam rekaman, Fathanah menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah beres dan dikirim melalui Sengman dan Hendra. Ketika ditanya oleh hakim siapa Sengman, Ridwan menjawab, "Presiden kita, Pak SBY".

Bagaimana tanggapan pihak Istana atas kesaksian tersebut? Berikut transkip wawancara para wartawan dengan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/8/2013).

Dian Maharani Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap impor daging sapi, dengan terdakwa Ahmad Fathanah, Kamis (19/8/2013), di Pengadilan Tipikor, Jakarta.


Julian (J)
: Apa itu Sengman?

Wartawan (W): Nama orang.

J: Terus saya disuruh komentar apa?

W: Tanggapannya gimana?

J: Saya enggak bisa menanggapi. Saya enggak mengerti itu apa, konteksnya apa. Sengman itu siapa?

W: Disebut utusan Presiden.

J: Saya enggak pernah dengar nama itu.

W: Presiden sudah tahu soal kesaksian itu?

J: Belum ada dari kami yang melaporkan kepada beliau (SBY).

Wartawan pun kembali menjelaskan kesaksian Ridwan.

J: Presiden banyak, Presiden Taksi, presiden perusahaan.

W: Kan jelas disebut Presiden kita, Pak SBY.

J: Presiden kita siapa? Presiden kita namanya? Enggaklah. Utusan Presiden kan jelas. Ini kan lembaga Kepresidenan. Kalau disebutkan dia utusan Presiden kan jelas, dasarnya apa. Kami kan semua ada dasarnya, bukan personal. Apakah itu berupa Keppres atau surat yang dikeluarkan melalui Setneg.

Kalau ngomong utusan Presiden, enggak jelas. Mungkin bukan Presiden Pak SBY saya kira. Kami tidak pernah mendengar nama itu sebagai utusan Presiden. Itu saya pastikan. Kalau di dalam itu ada pernyataan-pernyataan, itu silakan proses pengadilan.

W: Akan ada tindak lanjut dari Presiden?

J: Saya tidak berkomentar lebih jauh. Kalau ditanyakan apakah itu utusan Presiden, saya katakan bukan, tidak ada nama tersebut dalam utusan Presiden SBY, kecuali kalau presiden yang lain. Kan presiden banyak sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com