Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ibu-ibu Suka Sosok Jokowi?

Kompas.com - 19/07/2013, 10:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak survei menunjukkan tingginya elektabilitas Jokowi. Yang terakhir, survei Pusat Data Bersatu (PDB) menyebutkan, tingginya elektabilitas Jokowi disebabkan banyaknya kaum hawa yang menggandrungi sosok Gubernur DKI Jakarta itu. Politisi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, mencoba menganalisis apa yang menyebabkan para perempuan, terutama ibu-ibu, suka sosok Jokowi.

"Orang bisa lihat ketertarikan karena banyak hal, mulai dari cara omong, penampilan. Tidak selalu soal fisik. Untuk kasus Jokowi, dia punya kesan kebapakan melayani semua dan program-programnya yang pro kepada ibu-ibu," ujar Ganjar di Jakarta, Jumat (19/7/2013).

Menurut Ganjar, ibu-ibu suka pada karakter kebapakan dan program-program yang ditawarkan Jokowi. Gubernur Jawa Tengah terpilih ini mencontohkan, program Kartu Jakarta Sehat yang menjadi nilai jual Jokowi menjadi tinggi di mata kaum hawa.

KOMPAS. com/Indra Akuntono Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo

"Biasanya, ibu-ibu itu paling gampang dipikat pakai program yang mengurangi beban hidupnya seperti biaya pendidikan sampai pengobatan," ujarnya.

Ganjar mengakui, Jokowi punya modal elektabilitas yang kuat akibat solidnya dukungan dari kalangan kaum hawa. Ibu-ibu, lanjutnya, adalah basis pemilih yang cukup loyal. Selain itu, ibu-ibu juga berperan aktif melakukan sosialisasi dari mulut ke mulut.

PDI-P tak mau gegabah

Meski Jokowi mempunyai modal elektabilitas yang kuat, Ganjar menegaskan partainya tak akan gegabah memilih mantan Wali Kota Surakarta itu maju dalam pemilihan presiden. PDI Perjuangan, sebut Ganjar, akan menunggu terlebih dulu hasil pembahasan RUU Pilpres di parlemen dan juga hasil pemilu legislatif.

Berdasarkan hasil survei PDB yang dilakukan pada 11-18 Juni 2013, Jokowi lagi-lagi ada di posisi teratas sebagai kandidat capres. Survei yang khusus dilakukan pada kaum hawa menyebutkan tingkat dukungan Jokowi mencapai 16,1 persen. Sementara itu, posisi selanjutnya ditempati oleh Prabowo Subianto (7,8 persen), Megawati Soekarnoputri (7,3 persen), Aburizal Bakrie (4,8 persen), Jusuf Kalla (2,9 persen), dan Wiranto (1,3 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com