Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Konvensi, Marzuki Alie Ungkit Restu SBY dan Ungkap Prestasi

Kompas.com - 08/07/2013, 10:54 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang pendaftaran konvensi Partai Demokrat, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menyampaikan sejumlah prestasi kinerjanya. Menurut Marzuki, dibandingkan dengan kandidat capres lainnya, dia mengaku tidak terlalu menonjol.

"Untuk menjawab persepsi publik bahwa Demokrat tidak punya kader, bahwa orang yang diam itu belum tentu tidak paham, tidak punya cita-cita, atau visi untuk membangun negara. Belum tentu orang yang diam selama ini tidak penuhi syarat jadi pemimpin," ujar Marzuki saat dihubungi, Senin (8/7/2013).

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menuturkan bahwa dirinya tidak terlalu menonjol karena masalah belum adanya kesempatan. Marzuki pun membeberkan sejumlah jejak rekamnya hingga akhirnya menjadi Ketua DPR saat ini.

"Pada level perusahaan, atau korporasi yang kita pimpin misalnya, berhasil. Sebagai sekjen (Partai Demokrat) juga berhasil memenangkan partai. Lalu sebagai ketua DPR, bukan sebagai eksekutor, tapi belum tentu kalau diberikan kepercayaan di lembaga eksekutif tidak mampu menjalaninya," kata Marzuki.

Sebagai salah satu kader Partai Demokrat, lanjut Marzuki, dirinya ingin menunjukkan bahwa masih ada kader potensial yang bisa menjadi pemimpin selanjutnya. Hal ini pun, disebut Marzuki, disampaikan berkali-kali oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kepada dirinya.

"Pak SBY sudah minta Pak Marzuki siapkan diri, jaga kesehatan, tunjukkan bahwa kader cukup mumpuni," imbuh Marzuki lagi.

Saat ditanyakan kemungkinan berkompetisi dengan adik ipar SBY, Pramono Edhi Wibowo yang baru saja bergabung dengan Partai Demokrat, Marzuki berkilah bahwa hal tersebut tidak bisa dikatakan bersaing.

"Ini konteks kekuatan Demokrat. Artinya bukan kompetisi, tapi kooptasi sambil besarkan partai," katanya.

Seperti diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan tujuh butir pokok terkait konvensi Partai Demokrat pada Minggu (7/7/2013) malam. Penjelasan SBY dilakukan lantaran dia menyadari banyak bias yang terjadi terkait konvensi yang akan dilakukan partainya.

Dalam penjelasannya, SBY menuturkan tujuh pokok terkait konvensi, seperti penyusunan komite seleksi yang terdiri dari unsur internal dan independen. Komite seleksi ini juga yang akan menentukan kriteria dan juga mengumumkan peserta konvensi pada Agustus 2013 ini. Sementara peserta konvensi bisa berasal dari kader Partai Demokrat ataupun non-kader.

Mereka yang lolos seleksi sebagai kandidat capres nantinya harus menjalani konvensi selama delapan bulan yang dibagi ke dalam dua tahapan. Mereka akan disurvei oleh tiga lembaga dan hasilnya diumumkan ke publik. Setelah hasil pileg diketahui, Partai Demokrat baru akan mengumumkan kandidat capres yang diusungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

    Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

    Nasional
    PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

    PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

    Nasional
    Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

    Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Nasional
    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Nasional
    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Nasional
    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    Nasional
    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    Nasional
    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Nasional
    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    Nasional
    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com