Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura Tiru "Resep" Kemenangan SBY di Pemilu 2004 dan 2009

Kompas.com - 03/07/2013, 06:45 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Hanura berkaca kepada kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 dan 2009 ketika partai ini menetapkan Wiranto sebagai bakal calon presiden dan Hary Tanoesoedibjo sebagai bakal calon wakil presiden untuk Pemilu 2014. Hanura yakin ujungnya partai politik lain akan merapat.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Hanura Saleh Husein mengatakan, perolehan suara Partai Demokrat di Pemilu Legislatif 2004 hanya sekitar 7 persen. Namun, kata dia, parpol lain akhirnya ikut mendukung pasangan yang ditetapkan partai itu, yakni SBY-Jusuf Kalla. Begitu pula pada Pilpres 2009, parpol lain kembali mendukung SBY meski Boediono yang menjadi pendampingnya bukan dari parpol.

Saleh yakin nantinya parpol lain akan berkoalisi dengan Partai Hanura mendukung Wiranto-Hary. "Kami lihat pengalaman dua pemilu sebelumnya," kata Saleh di Jakarta, Rabu (3/7/2013), ketika ditanya soal deklarasi Wiranto-Hary jauh hari, bahkan sebelum Pemilu Legislatif 2014 digelar.

Menurut Saleh, untuk mengusung Wiranto-Hary, partainya sudah memikirkan persyaratan ambang batas perolehan kursi parlemen sebesar 3,5 persen maupun ambang batas pencalonan presiden, yakni 20 persen perolehan suara kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional dalam pemilu legislatif. Untuk menjawab syarat itu, kata dia, seluruh kader Partai Hanura harus bekerja keras.

Meski parpol besar tidak ingin mengubah syarat ambang batas pencalonan presiden, menurut dia, besaran angka itu masih ada kemungkinan berubah. Politik, kata dia, sangat dinamis. Tetapi, saat ini, dia mengatakan, partainya tak berpikir menurunkan syarat ambang batas suara dan dukungan itu. "Yang kami pikir hanya kerja keras. Target kami masuk tiga besar," ujar dia.

Dukungan bulat

Saleh menjelaskan, penetapan Wiranto-Hary berawal dari suara kader. Saat rapat pembekalan caleg DPR dari Hanura, kata dia, sebanyak 33 Dewan Pimpinan Daerah dan Badan Pengurus Harian DPP Hanura berpendapat Hary layak menjadi bakal cawapres. Adapun Wiranto sudah lebih dulu ditetapkan sebagai bakal capres.

Pandangan daerah itu, lanjut Saleh, kemudian diteruskan ke Wiranto dan Hary. Kedua pemimpin Hanura itu, katanya, mengaku tidak bisa menolak jika partai yang meminta. "Kader bilang kenapa enggak diduetkan saja? Tentu kami sudah mempertimbangkan untung ruginya, enggak asal-asal. Makanya, Wiranto dan Hary Tanoe menjawab suara kader itu dengan deklarasi," ucap Saleh.

Saleh menambahkan, dengan deklarasi lebih awal, partainya memiliki waktu lebih panjang untuk menyosialisasikan pasangan Wiranto-Hary Tanoe kepada rakyat. "Ada pula alasan lain yang tidak bisa diungkapkan mengapa deklarasi dilakukan saat ini. Enggak mungkin dapur dibuka," kata Saleh.

Partai Hanura secara resmi mendeklarasikan Wiranto-Hary Tanoe sebagai bakal capres dan cawapres untuk Pemilu Presiden 2014, Selasa (2/7/2013). Wiranto sebelumnya sudah dua kali berlaga dalam Pemilu Presiden.

Pada Pemilu 2004, Wiranto dipasangkan sebagai calon wakil presiden untuk Salahudin Wahid yang menjadi calon presiden. Pada 2009, dia kembali maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla yang menjadi calon presiden.

Sementara Hary Tanoe baru kali ini diusung untuk pencalonan kepemimpinan nasional. Hary baru bergabung ke Partai Hanura setelah sebelumnya aktif di Ormas Nasdem yang kemudian beralih rupa menjadi Partai Nasdem. Di Hanura, Hary yang juga adalah bos MNC Grup itu menjabat Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

    Nasional
    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

    Nasional
    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

    Nasional
    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

    Nasional
    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com