Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar: Wiranto-Hary Tanoe Boleh Deklarasi, tapi Ical Paling Kuat

Kompas.com - 02/07/2013, 16:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto menyambut baik deklarasi pasangan capres-cawapres, Wiranto-Hary Tanoesoedibjo, oleh Partai Hanura. Namun, Setya menuturkan, pasangan ini tidak akan bisa mengalahkan capres dari partainya, Aburizal "Ical" Bakrie.

"Kalau soal pesaing kuat, ini dikembalikan kepada rakyat untuk memilih. Tetapi saya yakin mudah-mudahan Pak Ical yang paling kuat," seloroh Setya di Kompleks Parlemen, Selasa (2/7/2013).

Meski demikian, Setya mengapresiasi langkah Hanura yang langsung membuat terobosan dengan mengumumkan deklarasi pasangan Wiranto-Hary Tanoe. Setya meminta seluruh kandidat capres maupun cawapres untuk bersiap berkompetisi dengan baik.

"Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan seiring," kata Setya.

Ketua Fraksi Partai Golkar itu menjelaskan, partainya hingga kini belum menentukan calon wakil presiden yang akan disandingkan dengan Ical. Menurut Setya, Partai Golkar sangat hati-hati melihat waktu dan kriteria wakil yang diinginkan.

"Kami hati-hati karena kami lihat apa yang diinginkan dari rakyat, bangsa, dan negara yang cocok sehingga tidak salah memilih wakil. Waktunya juga harus tepat," katanya.

Seperti diberitakan, Partai Hanura akhirnya mendeklarasikan Wiranto-Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres. Penetapan pasangan ini dilakukan setahun sebelum pelaksanaan pemilu legislatif. Di Partai Hanura, Hary Tanoe baru saja bergabung dan langsung dilantik sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu partai ini.

Pencalonan Wiranto-Hary Tanoe terbilang mengejutkan karena Hanura memutuskan mencalonkan dua kader internalnya. Padahal, partai-partai lain masih menunggu hasil Pileg 2014 untuk melihat peta kekuatan partai-partai yang ada. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk menjalin koalisi.

Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai aksi Hanura menduetkan Wiranto dan Hary Tanoe sebagai aksi bunuh diri karena selama ini Hanura selalu berada di posisi "buncit" dalam survei-survei yang ada. Oleh karena itu, Ruhut pesimistis Hanura bisa memperoleh angka presidential treshold yang cukup untuk mengajukan capres-cawapres dari partai sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com