Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Snowden Meminta Suaka Ekuador

Kompas.com - 24/06/2013, 03:22 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN.com
VOA Edward Snowden, pembocor informasi mengenai penyadapan yang dilakukan AS dan Inggris.
MOSKWA, KOMPAS.com — Edward Snowden, pembuka skandal pengawasan komunikasi dan internet oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, dikabarkan meminta suaka ke Ekuador. Sebelumnya dia diketahui berada di Hongkong sejak 20 Mei 2013.

Kabar soal permintaan suaka itu diumumkan Kementerian Luar Negeri Ekuador. Pengajuan permohonan suaka ini difasilitasi WikiLeaks, organisasi anti-kerahasiaan. WikiLeaks juga mengeluarkan pengumuman soal permintaan suaka tersebut.

Sebelumnya Snowden menyatakan ingin tetap berada di Hongkong dalam upaya perlawanannya terhadap praktik pengawasan intelijen Amerika. Namun, setelah Pemerintah Amerika Serikat meminta ekstradisi Snowden kepada otoritas Hongkong dengan tuduhan spionase, lelaki ini memilih kabur secepat mungkin.

Berdasarkan pantauan CNN di Moskwa, Rusia, Snowden diperkirakan mendarat di bandara setempat, Minggu (23/6/2013). Kru CNN melihat sebuah mobil berpelat diplomatik dengan bendera Ekuador di bandara internasional di Moskwa.

WikiLeaks tidak menyebutkan negara tujuan akhir Snowden. Namun, sebelumnya Ekuador pernah pula melindungi pendiri WikiLeaks, Julian Assange, di kantor kedutaannya di London, Inggris. Assange mendapat perlindungan selama setahun, setelah gagal melawan ekstradisi ke Swedia di Pengadilan Inggris.

Amerika cabut paspor Snowden

Pemerintah Amerika Serikat pun sontak meminta Ekuador, Kuba, dan Venezuela untuk tak menerima Snowden, berdasarkan keterangan seorang pejabat senior di pemerintahan Barack Obama kepada CNN, Minggu (23/6/2013). Amerika pun meminta ketiga negara itu mengusir Snowden jika ia memasuki negara mereka.

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat telah mencabut paspor Snowden. Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Jen Psaki, pencabutan paspor adalah hal biasa terhadap orang yang dituduh telah melakukan tindak pidana.

Psaki menolak bicara khusus soal status paspor Snowden, tetapi mengatakan, "Orang yang dicari atas tuduhan kejahatan, seperti halnya Mr Snowden, seharusnya tak diperbolehkan melakukan perjalanan internasional selain yang diperlukan untuk membawanya pulang ke Amerika," papar dia.

Pelarian Snowden berlanjut

Pernyataan yang dikeluarkan WikiLeaks pada Minggu sore menyebutkan bahwa Snowden "meninggalkan Hongkong secara legal" dan menuju ke Ekuador "melalui rute yang aman untuk tujuan suaka". Dalam keterangan itu disebutkan pula bahwa Snowden didampingi diplomat dan pengacara WikiLeaks, termasuk mantan hakim Spanyol, Baltasar Garzon.

"Tim hukum WikiLeaks dan saya tertarik menjaga hak Mr Snowden dan melindunginya sebagai pribadi," kata Garzon, yang juga mewakili Assange. "Apa yang telah dilakukan terhadap Mr Snowden dan Mr Julian Assange—(yang keduanya) telah mengungkap atau memfasilitasi pengungkapan (informasi) dalam kepentingan publikadalah serangan terhadap rakyat."

Assange melarikan diri ke Kedutaan Besar Ekuador di London pada Juni 2012 untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas tuduhan memerkosa seorang wanita dan serangkaian penganiayaan seksual lainnya. Berulang kali Assange mengatakan tuduhan yang diarahkan kepadanya bermotif politik, dan dia mengaku khawatir Swedia akan menyerahkannya ke Amerika Serikat.

Sementara itu, Snowden mengaku bahwa dia adalah sumber yang membocorkan dokumen rahasia NSA kepada koran The Guardian dan The Washington Post. Dokumen tersebut memuat rincian program pengawasan NSA terhadap aktivitas telekomunikasi dan internet, langsung dari server perusahaan penyedia layanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com