Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Akan Tetap "Dipelihara" SBY

Kompas.com - 18/06/2013, 12:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap salah satu partai koalisi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), diprediksi tak akan berbeda dengan sebelumnya. PKS kembali bersikap berbeda dengan kesepakatan koalisi terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. 

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, menilai, Presiden SBY akan memilih mengambangkan sikapnya terhadap PKS. Sikap ini, menurut dia, dipilih SBY dengan memperhitungkan kekuatan koalisi di parlemen.

"Kalau saya melihat, sikap SBY tetap tak akan berubah. Dia sepertinya lebih memilih mengambangkan posisi PKS," kata Gun Gun kepada Kompas.com, Selasa (18/6/2013).

Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini mengungkapkan, jika SBY memberikan sanksi, maka pilihan paling maksimal adalah merotasi menteri asal PKS. Tak akan ada sanksi hingga mengeluarkannya dari barisan koalisi. 

Menurut Gun Gun, SBY sadar bahwa modal dukungan di DPR rapuh dan bukan kekuatan loyalis. Fraksi PKS dengan 57 kursi (10,18 persen) serta Fraksi Partai Golkar dengan 106 kursi (18,93 persen) adalah dua fraksi yang sangat penting untuk bisa dikendalikan agar tidak menjadi bola liar. Sebab, mitra loyalis Demokrat yang lain, seperti PAN dengan 46 kursi (8,21 persen), PPP 38 kursi (6,79 persen), dan PKB 28 kursi (5 persen), dianggap tidak cukup kuat sebagai basis dukungan.

Untuk mendelegitimasinya, kata Gun Gun, SBY akan membiarkan PKS terkatung-katung di dalam sangkar koalisi. Dengan demikian, PKS bisa saja distigmastisasi sebagai partai tak konsisten karena berseberangan dengan pemerintah tapi ikut menikmati kekuasaan.

"Dengan demikian, kecenderungannya, SBY akan 'memelihara' PKS meskipun marah dengan kenakalan partai ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com