JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid membantah jika penolakan partainya pada rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan alat untuk pencitraan. Menurutnya, penolakan menjadi cara PKS membuktikan keberpihakannya kepada rakyat.
Ketua Fraksi PKS ini menuturkan, penolakan partainya pada rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sudah sesuai dengan logika publik. Dia menolak bila sikap tersebut dianggap sebagai perlawanan pada barisan koalisi dan meminta semua pihak menghargai perbedaan tersebut.
"Kita cinta rakyat dengan menolak naiknya harga BBM. Kalau ada yang mencintai rakyat dengan cara berbeda, ya silakan. Ini kan bisa diperdebatkan," kata Hidayat di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (13/6/2013).
Hidayat menyampaikan, sikap PKS menolak kenaikan harga BBM bukan dilakukan saat ini saja. Sejak 2011, Hidayat mengaku jika PKS telah melakukan penolakan serupa.
"Kita konsisten sejak 2011 sudah menolak, jadi bukan pertama kali, bukan untuk 2014," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa rencana menaikkan harga BBM bukan berarti pemerintah tidak mencintai rakyat Indonesia. Menurut Presiden, pemerintah juga mempertimbangkan kondisi masyarakat yang kurang mampu ketika merencanakan kenaikan harga BBM. Pertimbangan ini lalu memunculkan sejumlah alternatif bantuan dan dana kompensasi, seperti melalui beras rakyat miskin, bantuan anak miskin, dan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Menurut Presiden, langkah tersebut dinilai tepat karena bertujuan untuk memproteksi masyarakat yang tidak mampu. Hal ini, lanjutnya, juga dilakukan di negara lain di dunia. Presiden meminta tak ada pihak yang tergesa-gesa mengambil sikap dengan alasan mencintai rakyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.