Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kritik Media Asing Cuma Beritakan Deforestasi

Kompas.com - 10/06/2013, 13:00 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik pemberitaan di salah satu televisi asing yang mengangkat deforestasi hutan di Indonesia. Pasalnya, menurut Presiden, media tersebut tidak mengangkat berbagai langkah pemerintah untuk memperbaiki lingkungan. Kritikan itu disampaikan Presiden ketika acara penyerahan penghargaan lingkungan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2013 di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/6/2013).

Presiden mengaku terbangun pukul 3.00 WIB tadi. Setelah itu, Presiden menonton liputan panjang bertema deforestasi hutan yang ditayangkan televisi asing berinisial A.

"Sebagaimana layaknya siaran media massa, biasanya bad news is news. Good news is no news. Saya lihat yang diangkat yang ekstrem-ekstrem, hal-hal buruk di negeri kita. Di beberapa tempat yang digambarkan memang telah terjadi deforestasi di negeri kita," kata Presiden.

Presiden mengatakan, televisi tersebut tidak memasukkan berbagai langkah pemerintah seperti reforestasi, memerangi ilegal logging, memerangi kebakaran hutan, melakukan moratorium penguasaan hutan primer dan lahan gambut, menanam minimal 1 miliar pohon setiap tahun, dan lainnya.

"Itu tidak dimasukkan. Indonesia termasuk menjadi champion. Indonesia sukarela kurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 ," kata Presiden.

Meski demikian, kepada para penerima penghargaan lingkungan hidup yang hadir, Presiden berharap bisa mengambil manfaat dari tayangan itu. Pemberitaan tersebut mengingatkan semua pihak masih ada yang harus diperbaiki. Bahkan, Presiden berharap mereka menonton tayangan tersebut untuk perbaikan.

"Tapi kalau berlebihan katakan tidak betul. Jangan hanya karena supaya tayangan menarik lantas tidak gambarkan keadaan lingkungan Indonesia secara keseluruhan. Kalau terlalu berlebihan, tolong bikin yang berimbang," pungkas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com