Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono Lepas Jenazah Taufiq Kiemas ke TMP Kalibata

Kompas.com - 09/06/2013, 10:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono melepas pemberangkatan jenazah Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat Taufiq Kiemas, dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (9/6/2013). Sebelum diberangkatkan, ada prosesi penyerahan oleh pihak keluarga kepada pemerintah.

"Penerimaan jenazah atas nama negara dan bangsa menerima jenazah almarhum DR HM Taufiq Kiemas, dan selanjutnya akan diberangkatkan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, untuk dimakamkan secara militer," ujar Boediono.

Dalam sambutannya, Boediono atas nama pemerintah menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Taufiq.

Adapun, rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah terlebih dulu meninggalkan lokasi untuk menuju ke Kalibata. Rencananya, pemakaman akan dilangsungkan pukul 10.30 WIB dan dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Setibanya dari Singapura, pukul 09.45 WIB, jenazah disemayamkan dan dishalatkan di Skuadron 17 Bandara Halim Perdanakusuma. Presiden kelima, yang juga istri Taufiq, Megawati Soekarnoputri turut mendampingi jenazah saat diberangkatkan dari Singapura bersama rombongan keluarga. Mega disambut SBY dan Boediono. Para pelayat pun menyampaikan ucapan duka cita kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang sesekali terlihat menyeka air matanya.

Di dalam hanggar, pihak keluarga inti seperti sang istri, Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani masih setia mendampingi almarhum yang tengah dishalatkan. Rencananya, nanti akan ada iring-iringan kendaraan yang secara berurutan terdiri dari kendaraan vorijder, pasukan kehormatan, kereta jenazah, kendaraan inspektur upacara, dan keluagra pelayat.

Sementara itu, pantauan Kompas.com, pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas dari, menuju, dan sekitar TMP Kalibata telah dilakukan sejak pagi. Ratusan aparat gabungan TNI dan Polri serta protokoler Istana juga telah melakukan gladi resik.

Taufiq wafat, Sabtu (8/6/2013) malam, di Singapura, karena penyakit komplikasi yang selama ini dideritanya. Ia menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura sejak Senin (3/6/2013).

Taufiq menjalani perawatan setelah mendampingi Wakil Presiden Boediono meresmikan Monumen Bung Karno dan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (1/6/2013). 

Ia meninggal dunia pada usia ke-70 tahun. Taufiq meninggalkan seorang istri Dyah Permata Megawati Setyawati atau Megawati Soekarnoputri dan tiga anak yakni Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com