Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Salahkan Undangan Setgab yang Berubah

Kompas.com - 06/06/2013, 10:07 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membantah tudingan rekan koalisi di Sekretariat Gabungan (Setgab) yang dinilai menyudutkan dalam menanggapi ketidakhadiran dalam rapat Setgab yang membahas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa hari lalu.

Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim menyatakan, PKS tak hadir karena ada pembatalan undangan dari protokoler Wakil Presiden sekitar dua jam sebelum rapat Setgab digelar. Hakim menjelaskan, pimpinan Setgab partai koalisi membatalkan undangan yang sebelumnya ditujukan kepada pimpinan fraksi. Undangan berubah dengan mengundang ketua umum partai. Pada saat bersamaan, Presiden PKS Anis Matta dan sejumlah pimpinan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS tengah berada di Jombang, Jawa Timur, untuk bersilaturahim dan mengunjungi salah satu pondok pesantren.

"Ini untuk membantah tuduhan sepihak dari unsur di dalam Setgab dan juga pihak-pihak yang tidak mengetahui duduk perkara, namun memberikan pernyataan yang bersifat menyudutkan PKS dengan ketidakhadiran di rapat hari Selasa lalu," kata Hakim dalam pernyataan tertulis yang diterima wartawan, Kamis (6/6/2013).

Hakim mengungkapkan, pembatalan undangan untuk ketua fraksi hanya disampaikan lewat pesan singkat (SMS). Pesan tersebut disampaikan oleh protokoler Wakil Presiden yang sampai ke telepon seluler Ketua Fraksi Hidayat Nur Wahid pada pukul 18.00.

Berikut isi SMS tersebut: "Selamat sore Bapak/Ibu kpd Yth Ketua Fraksi Partai Koalisi. Mohon ijin menyampaikan informasi dr Wapres dan Menkumham terkait rapat setgab partai koalisi bersama Wapres nanti malam. Yg semula diundang adalah ketua fraksi menjadi KETUA UMUM PARTAI. Demikian Bapak/Ibu kami mohon maaf sebesar2nya atas perubahan ini. Demikian. Terima kasih. Cc. Amir Syamsudin".

"Kami (pimpinan) sudah siap hadir untuk mendengarkan sekaligus menjelaskan posisi PKS dalam urusan rencana kenaikan harga BBM, tapi undangan ternyata berubah last minute," ujar Hakim.

Seperti diberitakan, PKS tak hadir dalam rapat Setgab yang digelar di rumah dinas Wakil Presiden Boediono, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2013) malam. Para petinggi partai koalisi yang hadir adalah Syarief Hasan, Amir Syamsudin, dan Nurhayati Ali Assegaf dari Partai Demokrat; Aburizal Bakrie dan Setya Novanto mewakili Golkar; Hatta Rajasa mewakili PAN; Muhaimin Iskandar mewakili PKB; serta Surya Dharma Ali dan Hasrul Azwar mewakili PPP.

Beberapa hal yang dibahas dalam rapat tersebut terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan pemberian kompensasinya yang akan diusulkan dalam APBN Perubahan 2013. Kompensasi yang diusulkan yaitu bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan beras miskin. Rapat ini digelar sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Salah satu alasan digelar di kediaman Wapres adalah karena Boediono memiliki latar belakang seorang ekonom sehingga dianggap mampu memberi penjelasan komprehensif dari rencana kenaikan harga BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

    Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

    Nasional
    Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

    Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

    Nasional
    Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

    Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

    Nasional
    Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

    Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

    Nasional
    Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

    Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

    Nasional
    Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

    Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

    Nasional
    KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

    KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

    Nasional
    Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan

    Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan

    Nasional
    Menkominfo dan Kepala BSSN 'Menghilang' usai Ratas PDN di Istana, Tak Ikut Beri Keterangan Pers

    Menkominfo dan Kepala BSSN "Menghilang" usai Ratas PDN di Istana, Tak Ikut Beri Keterangan Pers

    Nasional
    Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

    Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

    Nasional
    Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada 'Backup' Data

    Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada "Backup" Data

    Nasional
    Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

    Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

    Nasional
    Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

    Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

    Nasional
    Tuntutan SYL, Ada Pengembalian Uang dari Ahmad Sahroni dan Nasdem

    Tuntutan SYL, Ada Pengembalian Uang dari Ahmad Sahroni dan Nasdem

    Nasional
    Eks Direktur Alsintan Kementan Dituntut 6 Tahun Bui

    Eks Direktur Alsintan Kementan Dituntut 6 Tahun Bui

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com