Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham Samad: KPK Bukan Binatang!

Kompas.com - 05/06/2013, 12:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad tiba-tiba berang menanggapi pernyataan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra, dalam rapat Timwas Century, Rabu (5/6/2013), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Abraham mengkritik kata-kata yang digunakan Indra saat memprotes perkembangan laporan KPK yang dinilai tak ada kemajuan.

"Maaf saya interupsi. Saya minta Saudara Indra menarik kata-kata 'menyeret' karena KPK bukan binatang yang dengan mudah bisa diseret ke sini," ujar Abraham.

Dalam pernyataannya, Indra mengapresiasi sikap KPK yang akhirnya memenuhi panggilan Timwas Century setelah mangkir dari dua kali panggilan. Namun, ia mengungkapkan, jika pada panggilan ketiga KPK tak hadir, maka perlu diseret ke DPR. Pernyataan inilah yang memancing respons Abraham.

Menyikapi protes Abraham itu, Indra menjawab bahwa dirinya hanya mengutip pernyataan BEM Seluruh Indonesia. "Saya tidak akan tarik kata-kata saya, karena itu saya kutip dari tuntutan BEMSI," kata Anggota Komisi IX DPR ini.

Sebelumnya, Indra mengkritik soal progress report yang dipaparkan KPK terkait kasus Bank Century. Menurutnya, laporan yang disampaikan KPK justru mengalami kemunduran dibandingkan pemberitaan di media massa. Ia mengungkapkan, masyarakat yang menunggu kemajuan penanganan kasus ini oleh KPK.

"Saya enggak ngerti lagi kalau waria sudah menyinggung Century ini tandanya sudah gawat banget. Karena bukan Timwas yang memantau kasus ini, tapi juga kakek-kakek yang saya ketemu di DPR, dan juga waria," kata Indra.

Hingga kini, rapat Timwas Century masih berlangsung. Agenda utama rapat Timwas ini adalah untuk mendengarkan laporan pimpinan KPK terkait pemeriksaan terhadap mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com