Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wantimpres: Presiden Harus Lebih Tegas Sikapi Intoleransi

Kompas.com - 27/05/2013, 16:57 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih tegas terhadap jajaran pemerintah daerah terkait berbagai kasus intoleransi. Pasalnya, Wantimpres menilai pejabat daerah telah mengabaikan instruksi Presiden.

"Setelah akhir-akhir ini berkembang, ini pertanda Presiden dapat melakukan tindakan yang tegas terhadap aparatnya karena sudah menyangkut kerukunan beragama," kata anggota Wantimpres bidang Hukum dan HAM Albert Hasibuan di kantor Wantimpres di Jakarta, Senin (27/5/2013).

Albert memberi contoh penanganan kasus GKI Yasmin di Bogor. Ia mengaku belum melihat tindakan proaktif dari aparat daerah untuk menyelesaikan masalah GKI Yasmin yang sudah berkekuatan hukum tetap.

Begitu pula dengan penyelesaian masalah HKBP Filadelfia, Bekasi. Bahkan, Albert berpendapat ada tindakan yang salah dari aparat kepolisian terkait penetapan tersangka Pendeta Palti Panjaitan dengan tuduhan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan. Kepolisian malah menjerat korban.

Albert menambahkan, pihaknya juga menilai belum ada upaya baik dari Gubernur Jawa Timur maupun Bupati Sampang dalam penyelesaian masalah yang dialami kelompok Syiah di Sampang, Madura. Sejak peristiwa pada Agustus 2012, warga Syiah belum bisa kembali ke tempat tinggalnya.

"Saya sudah ke Sampang. Masyarakat Syiah di Sampang telah berdiam di Gelanggang Olahraga sekian bulan. Mereka sudah kehilangan harapan. Saya belum melihat upaya selesaikan masalah Syiah. Juga terhadap masyarakat Ahmadiyah, sampai sekarang tidak ada tindakan konkret dari kepala daerah di mana jemaah Ahmadiyah berdiam untuk menyelesaikan masalah," kata Albert.

Akibat dari ketidakaktifan para pejabat daerah, termasuk jajaran kementerian, kata Albert, berbagai pernyataan Presiden ketika menyikapi seluruh masalah tersebut hanya dianggap bersifat normatif. Seharusnya, mereka menjalankan instruksi Presiden.

Albert menambahkan, ia sudah menyerahkan hasil pemantauan berbagai kasus tersebut kepada Presiden. Ia meyakini Presiden akan membaca rekomendasi tertulisnya dan menindaklanjuti. "Masalah ini sensitif, bisa mengoyak bangsa ini," pungkas Albert.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com