JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Narkotika Nasional mendapatkan informasi bahwa Indonesia dianggap sebagai lahan basah untuk berdagang narkoba oleh sindikat internasional. Informasi ini didapatkan BNN dari para bandar dan pengedar dari sindikat narkoba internasional yang tertangkap. Ada sejumlah alasan mengapa Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan untuk perdagangan barang haram.
"Mereka (sindikat narkoba internasional yang berhasil ditangkap) mengakui itu," kata Deputi Pemberantasan BNN Benny Mamoto saat jumpa pers di Lapangan Parkir BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (17/5/2013). Dia mengatakan kebutuhan pemakai narkoba di Indonesia dianggap tinggi.
"Pasar bagus, harga bagus, permintaan tinggi," kata Benny menirukan pengakuan para pedagang barang haram itu. Harga sabu di Indonesia, misalnya, dinilai melampaui harga pasaran di negara lain. Saat ini satu kilogram sabu bisa berharga Rp 2 miliar di Indonesia.
Menurut Benny, tidak ada masalah dengan peraturan perundangan yang membendung peredaran barang haram ini. "Regulasi hukum sudah bagus, implementasi yang tidak," ujarnya.
Implementasi hukum, menurut Benny, kembali kepada masing-masing aparat hukum. "Kembali ke penegak hukumnya, tahan (menghadapi godaan) uang enggak? tahan godaan enggak?" sebut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.