Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suap Diduga Terkait Tunggakan Pajak The Master Steel

Kompas.com - 16/05/2013, 02:31 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemberian uang kepada pegawai Direktorat Jenderal Pajak Mohamad Dian Irwan Nuqishira dan Eko Darmayanto diduga untuk mengurus tunggakan pajak perusahaan baja The Master Steel. Perusahaan tersebut merupakan wajib pajak yang ditangani tim Dian dan Eko.

"The MS ini punya persoalan pajak kemudian dikoordinasikan dengan ED (Eko Darmayanto) dan MDI (Mohamad Dian Irwan) biar tidak jadi persoalan. Jadi ada semacam tunggakan," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Rabu (15/5/2013). KPK menemukan uang 300.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 2,3 miliar saat menangkap dua pegawai pajak tersebut.

Uang ini diduga diberikan pegawai PT The Master Steel bernama Effendi melalui perantara bernama Teddy. Diduga, pemberian uang kepada Mohamad Dian dan Eko ini bukan satu kali. Pada 7 Mei 2013, juga terjadi penyerahan uang dengan jumlah yang sama. "Sebelumnya KPK juga memperoleh informasi bahwa ED (Eko) dan MDI (Mohamad Dian) juga menerima 300 ribu dollar Singapura sebelum proses yang tadi dari sumber yang tadi, bisa dikatakan lebih dari sekali," tambah Johan.

Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengakui bahwa PT The Master Steel memang bermasalah dalam pembayaran pajak. Ada semacam upaya untuk menghindar dari kewajiban membayar pajak. "Penghindaran pajak lah intinya," kata Fuad. Dia juga mengatakan, masalah pembayaran pajak The Master Steel ini sudah masuk tahap penyidikan di Direktorat Jenderal Pajak.

Proses penyidikan masalah perusahaan ini, menurut Fuad, dilakukan tim penyidik yang beranggotakan Mohammad Dian, Eko, serta pemeriksa pajak lainnya. "Di antara tim penyidik tersebut ada beberapa orang, dan yang dua ini kongkalikong dengan wajib pajaknya," ungkap Fuad. Dia pun mengaku tidak tahu apa yang dijanjikan The Master Steel kepada dua pegawai pajak itu sehingga terjadi kongkalingkong di antara kedua belah pihak.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (15/5/2013), KPK menangkap Mohamad Dian dan Eko sesaat setelah diduga menerima uang dari Effendi melalui Teddy. Dian dan Eko tertangkap di halaman parkir Bandara Soekarno-Hatta bersama dengan Teddy, sementara Effendi diringkus dalam perjalanan di Kelapa Gading, Jakarta.

Johan menuturkan, modus serah terima uang yang dilakoni para pegawai pajak dan pihak swasta ini tergolong unik. Pada Selasa (14/5/2013) malam, menurut Johan, Mohamad Dian membawa Avanza hitam ke halaman terminal III Bandara Soekarno-Hatta. Dian kemudian memarkir mobil tersebut di halaman bandara, lalu menyerahkan kunci mobil itu kepada Teddy yang diduga sebagai kurir. "Mereka kemudian pergi," tambah Johan.

KPK menduga, Teddy kemudian meletakkan uang 300.000 dollar AS di dalam mobil Avanza Hitam tersebut setelah Dian pergi. Pagi harinya, setelah uang dimasukkan ke dalam mobil, kata Johan, Dian dan Eko kembali ke parkiran bandara. "Di sana juga sudah ada T (Teddy) dan ada uangnya," tambah Johan. Setelah uang dipastikan berpindah tangan, tim penyidik KPK langsung meringkus ketiga orang itu, kemudian menangkap Effendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

    Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

    Nasional
    Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

    Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

    Nasional
    Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

    Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

    Nasional
    Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

    Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

    Nasional
    Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

    Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

    Nasional
    Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

    Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

    Nasional
    Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

    Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

    Nasional
    Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

    Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

    Nasional
    Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

    Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

    Nasional
    PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

    PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

    Nasional
    Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

    Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Nasional
    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Nasional
    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com