JAKARTA, KOMPAS.com – Tim forensik Mabes Polri telah menyelesaikan identifikasi tujuh jenazah terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Kepolisian meminta keluarga korban mendatangi Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, untuk mencocokkan data dengan jenazah terduga teroris.
“Permasalahannya, sampai hari ini untuk memastikan jati diri di mana diperlukan data pembanding dari pihak keluarga belum ada satu pun yang diterima penyidik,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2013).
Boy mengatakan, keluarga nantinya akan menjalani tes DNA dan dapat menyerahkan bukti terkait terduga teroris tersebut atau mencocokkan data antemortem dan postmortem. Kesulitan lainnya yakni penyidik belum mengetahui nama asli jenazah terduga teroris itu.
“Itu lah pentingnya pihak keluarga, nantinya memberikan data-data lengkap terkait jati diri yang bersangkutan, apakah dalam pemeriksan terkait maslah DNA atau pun pendukung seperti kelengkapan foto-foto, data sidik jari, ijazah yang dimiliki pihak keluarga,” terang Boy.
Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri meringkus 24 terduga teroris di sejumlah lokasi sejak Selasa (7/5/2013) hingga Jumat (10/5/2013). Sebanyak tujuh diantaranya tewas ditembak.
Pertama, Densus 88 meringkus lima terduga teroris di kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan. Mereka adalah Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus widharto, dan Iman.
Kemudian, di Bandung, Jawa Barat, Densus 88 meringkus lima terduga teroris. Mereka adalah William Maksum alias Acum alias Dadan, Haris Fauzi alias Jablud, Budi alias Angga (meninggal dunia), Junet alias Encek (meninggal dunia), dan Sarame (meninggal dunia).
Di Batang, Kendal, Jawa Tengah, tiga terduga teroris ditangkap yakni Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka (meninggal dunia) dan Puryanto, dan Iwan.
Di Kebumen, ditangkap Farel, Wagiono, Slamet, Budi, Bastari (meninggal dunia), Toni (meninggal dunia), dan Bayu alias Ucup (meninggal dunia). Terakhir, penangkapan di Lampung terhadap Solihin alias Abdul Latif alias Dino alias Wawan, Muhammad Ali alias Andika alias Dika alias Dwi Putra, Mahardika, dan Dedy Rofaizal alias Faisal alias Jaka.
Keterlibatan mereka yakni ikut mengumpulkan dana untuk aksi teror. Mereka telah beraksi merampok Bank BRI Batang, BRI Grobokan, BRI lampung, BRI Bandung, toko emas di Tambora, Jakarta Barat, kantor pos dan giro Bandung, serta percobaan pembakaran Pasar Glodok, Jakarta Pusat. Total hasil rampokan mereka di Bank BRI Batang, Grobokan, dan Lampung mencapai Rp 1,8 miliar.
Uang itu diduga telah digunakan untuk membeli bahan peledak, operasional dalam merencanakan aksi teror, dan melakukan pelatihan teror. Selain itu juga diduga telah digunakan untuk mendanai aksi teror di Poso. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga diketahui terkait DPO teroris Santoso dan Autat Rawa, serta Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.