Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundur dari Parlemen, Legislator Bak Jilat Ludah Sendiri

Kompas.com - 28/04/2013, 16:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah politisi partai yang saat ini duduk di kursi DPR RI, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai wakil rakyat. Di antara mereka ada yang beralasan mundur karena ingin memperbaiki kondisi partai, namun ada juga yang mundur karena ingin maju dari partai lain. Inkonsistensi sikap wakil rakyat tersebut tentu saja mengingkari kepercayaan yang diberikan oleh rakyat kepada mereka.

Hal itu dikatakan oleh pengamat pemilu dari Formappi, Yurist Oloan. Menurutnya, wakil rakyat yang telah mengingkari kepercayaan yang diberikan oleh rakyat sebaiknya jangan mencalonkan diri kembali sebagai wakil rakyat.

"Tidak menutup kemungkinan hal itu akan terulang kembali jika nantinya mereka terpilih. Seharusnya dia punya komitmen yang jelas, bahwa ketika dia mundur dari parlemen, dia memang tidak mau bekerja lagi mewakili masyarakat. Artinya, akan berbeda apa yang disampaikan itu ketika dia mencalonkan lagi. Seperti 'menjilat ludah sendiri," kata Yurist saat ditemui di Jakarta, Minggu (28/4/2013).

Terlebih, menurutnya, pengunduran diri mereka menyebabkan ada ratusan ribu yang kehilangan wakilnya di Parlemen. "Anggota DPR yang seperti itu harusnya sadar diri. Maka secara moral, jangan ikut serta lagi, karena pernah mundur," ujarnya.

Tercatat, ada empat mantan anggota DPR yang ingin kembali lagi menyandang status wakil rakyat. Politisi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, misalnya, telah mengundurkan diri beberapa waktu lalu karena ingin berkonsentrasi menjalankan tugasnya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Kini ia masuk dalam daftar calon sementara (DCS) anggota legislatif dengan nomor urut 1 di daerah pemilihan yang sama ketika Pemilu 2009, yakni Jawa Timur VII. Dapil itu meliputi Kabupaten Pacitan, Ngawi, Trenggalek, dan Magetan.

Selain itu, ada pula Akbar Faizal yang tercatat sebagai bakal caleg Partai Nasdem dengan nomor urut 1 di dapil Sulawesi Selatan II. Sebelumnya, Akbar menjadi anggota Komisi II DPR dari Partai Hanura. Setelah bergabung dengan Nasdem, ia keluar dari Hanura dan DPR.

Di partai dan dapil yang sama dengan Akbar, ada politisi Malkan Amin yang berada di nomor urut 2. Sebelum pindah ke Nasdem, ia menjadi anggota Komisi V DPR dari Partai Golkar. Terakhir, Mamat Rahayu Abdullah yang juga tercatat dalam DCS Partai Nasdem dengan nomor urut 1 di dapil Banten II. Sebelum masuk ke Nasdem, Mamat menjadi anggota Komisi IX DPR dari Partai Golkar.

Sementara itu, pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, fenomena ini menunjukkan banyak anggota Dewan yang tidak paham kode etik politik. Hal itu menurutnya, merupakan konsekuensi budaya politik di Indonesia yang tidak mengenal kode etik tersebut.

"Soal kode etik ini tidak hanya sebatas bagi mereka mengundurkan diri di tengah jalan saja. Hal ini juga berlaku terpidana, atau orang yang berpotensi menjadi tersangka dalam suatu kasus yang memutuskan untuk maju sebagai caleg," kata Yunarto saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Khusus untuk kasus Ibas, Yunarto melihat, ada dua hal yang akhirnya menyebabkan Sekjen Partai Demokrat tersebut memutuskan untuk maju kembali sebagai caleg. Pertama, Ibas menganggap jika persoalan internal Partai Demokrat telah selesai. Dengan demikian, dirinya memutuskan maju karena situasi konflik di dalam partai berlambang mercy tersebut sudah terkendali.

"Kedua, Jendral Partai Demokrat ingin menguatkan posisinya di Parlemen. Dengan cara menguatkan kekuatan faksi Cikeas di sana," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Nasional
    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Nasional
    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    Nasional
    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Nasional
    DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

    DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

    Nasional
    4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

    4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

    Nasional
    Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

    Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

    Nasional
    Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

    Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

    Nasional
    Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

    Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

    Nasional
    Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

    Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

    Nasional
    Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

    Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

    Nasional
    Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

    Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

    Nasional
    Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

    Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

    Nasional
    Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

    Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

    Nasional
    26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

    26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com