Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Parodi Tolitoli, "Darah Muda" Berujung Kehilangan Kesempatan Ujian Nasional

Kompas.com - 24/04/2013, 08:21 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lirik lagu lawas Rhoma Irama"'Darah Muda" langsung terngiang begitu berhadapan dengan kasus video parodi gerakan shalat yang dilakukan lima siswi SMA 2 Tolitoli, Sulawesi Tengah. Akibat bercanda yang dinilai "kebablasan", kelima siswi itu dikeluarkan dari sekolahnya, dan kehilangan kesempatan mengikui ujian nasional.

"Harus dipisahkan, antara dugaan bermain-main dan ajaran agama, dan hak mereka terkait pendidikan," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/4/2013). Menurut dia, sanksi langsung mengeluarkan para siswi tersebut dari sekolah dan harus kehilangan kesempatan mengikuti ujian nasional, patut disesalkan.

Arist berpendapat, sanksi yang dijatuhkan pada kelima siswi ini terkesan lebih kuat untuk kepentingan nama baik sekolah. "Padahal sanksi seperti ini juga tak akan membuat anak-anak itu lebih baik," kecam dia.

Kalau anak yang jelas-jelas melakukan pidana masih bisa mengikuti ujian nasional di tempatnya menjalani hukuman, menurut Arist, kelima siswi yang terlibat dalam video Youtube berdurasi lima menit dan 34 detik itu seharusnya juga bisa mendapatkan hak yang sama. "Apa iya jadi lebih baik kalau mereka dikeluarkan?" imbuh dia.

Tanggung jawab bersama

Arist pun tak terlalu yakin pembuatan video tersebut bertujuan penistaan agama. "Pendapat saya, itu hanya bercanda. Tidak otentik sebagai penistaan agama. Namanya juga remaja," kata dia.

Tetap, tegas Arist, perbuatan kelima siswi tersebut bukanlah tindakan terpuji. "Tetap saja harus diingatkan, tapi ini menurut saya hanya ibarat lagu Rhoma itu, darah muda," ujar dia.

Menurut Arist, dalam kasus ini semua pihak punya tanggung jawab yang sama. Para remaja yang masih dalam proses mencari jati diri harus diarahkan dengan tepat. "Biar darah muda ini menjadi darah yang baik, yang positif," tegas dia.

Video yang ditayangkan melalui situs Youtube itu diketahui tayang sejak beberapa waktu lalu. Dalam video yang diduga dibuat di lingkungan sekolah tersebut, mereka memadukan gerakan shalat dengan lagu Maroon 5.

Dampak dari penayangan tersebut, berdasarkan musyawarah yang melibatkan keluarga para siswi, sekolah, dan muspida setempat, para siswi diputuskan dikeluarkan dari sekolah tersebut. Keputusan tersebut sekaligus memupuskan kesempatan mereka mengikuti ujian nasional pada tahun ini.

Barangkali lagu Rhoma Irama perlu diperdengarkan kembali. Terutama pada lirik, "Biasanya para remaja, berpikirnya sekali saja, tanpa menghiraukan akibatnya. Wahai kawan para remaja, waspadalah dalam melangkah, agar tidak menyesal akhirnya".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com