Keluarga Korban Penyerangan LP Cebongan ke Wantimpres

JAKARTA, KOMPAS.com — Perwakilan keluarga korban pembunuhan dalam penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, mendatangi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), di Jakarta, Rabu (10/4/2013) pagi. Mereka didampingi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Sedianya, mereka akan bertemu dengan Anggota Wantimpres bidang Hukum dan HAM, Albert Hasibuan. Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan, pihaknya ingin menyampaikan harapan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk tim pencari fakta gabungan dalam mengusut perkara tersebut.

"Supaya faktanya tidak sepotong-sepotong mulai dari peristiwa di Hugos's Cafe (pembunuhan Serka Heru Santoso) sampai peristiwa di Lapas Cebongan (pembunuhan empat tahanan). Itu satu kesatuan," kata Haris.

Seperti diberitakan, pihak TNI Angkatan Darat masih melakukan penyidikan. Sebanyak 11 anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan diduga pelaku penyerangan LP Cebongan. Salah satunya eksekutor. Mereka yakni Sersan Dua US, Sersan Satu S, Sertu TJ, Sertu AR, Serda SS, Sertu MRPB, Sertu HS, Serda IS, Kopral Satu K, Sersan Mayor R, dan Serma MZ.

Adapun empat tahanan yang ditembak mati yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka adalah tersangka pembunuhan Santoso.

Para pelaku akan diadili secara terbuka dalam pengadilan militer sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Pihak TNI meminta semua pihak untuk mengikuti proses di peradilan untuk memastikan ada atau tidaknya proses penyidikan yang janggal.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Anggota Kopassus Serang LP Cebongan