Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura Pastikan Beri Ruang kepada 10 Parpol

Kompas.com - 11/03/2013, 05:55 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) memastikan akan memberi ruang bagi sepuluh partai politik yang baru bergabung untuk menjadi calon legislatif. Rekrutmen akan dilakukan secara obyektif, tanpa pilih kasih.

"Itu akan dilakukan secara obyektif. Jadi, berdasarkan kualifikasi mereka. Kita tidak akan pilih kasih bahwa ini asalnya dari mana, apakah dari Hanura atau eks partai lain," ujar Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoe Soedibjo, di Kantor DPP Partai Hanura, Minggu (10/3/2013).

Setelah bergabung, para kader parpol tersebut akan sama-sama berjuang di bawah naungan Partai Hanura dan dengan visi misi yang sama. Dia mengatakan, yang terpenting adalah mendapatkan caleg berkualitas dan memiliki integritas.

"Kalau memang berkualitas, punya integritas. Integritas itu penting sekali. Lalu, punya kapabilitas. Akan kita majukan," terangnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan, telah melakukan perhitungan matang untuk jumlah caleg yang ada sesuai dengan jumlah dapil. Saat ini, ia mengaku sudah menghitung total caleg, yakni mencapai 2.000 orang.

"Apa yang dicapai Hanura dan sepuluh partai ini masih ada ruang untuk kader-kader lain untuk caleg. Kita tidak kekurangan tempat untuk kader lain. Sudah ada 1000 angggota perwakilan di daerah. Kalau kita total ada 2.000. Itu rasional dan sangat mungkin untuk masa yang akan datang," terangnya.

Wiranto menyadari dalam penggabungan itu dimungkinkan adanya risiko. Namun, ia ingin semua parpol yang bergabung selalu merasa nyaman di Hanura sehingga mencegah konflik internal. Pencalegan yang obyektif akan membuat sepuluh parpol tersebut diperlakukan sama.

Adapun sepuluh parpol yang telah bergabung, yaitu Partai Kedaulatan, Partai Republikan, Partai Nasional Republik, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Pemuda Indonesia, Partai Kongres, Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai Demokrasi Perjuangan, dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com