Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa di Duren Sawit?

Kompas.com - 05/03/2013, 09:16 WIB

KOMPAS.com — Ketika Cendana, Ciganjur, Lenteng Agung, dan Cikeas muncul di media dan mendapat pemberitaan luas, sebagian besar dari kita memahami dan memaklumi. Namun, ketika Duren Sawit mendapat perlakuan sama, sebagian besar dari kita bertanya-tanya dan tidak mendapat jawabnya.

Sebelum kendali Partai Demokrat diambil Susilo Bambang Yudhoyono dari Ketua Umum Anas Urbaningrum, Duren Sawit hanya sesekali disebut. Puncaknya saat bom meledak di Gereja Santa Anna di Jalan Laut Arafuru Blok A7/7, Duren Sawit, Minggu pagi, 22 Juli 2001. Akibat ledakan itu, 2 orang kritis, 6 orang luka parah, dan 56 lainnya luka ringan.

Namun, sebulan terakhir, Duren Sawit sangat populer. Seperti Cendana, Ciganjur, Lenteng Agung, dan Cikeas, Duren Sawit mulai identik dengan sosok Anas. Untuk pertama kali seorang yang dinyatakan sebagai tersangka kasus korupsi mendapat simpati dan dukungan seperti presiden terpilih.

Saat menjelang dan setelah diumumkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kuningan, Duren Sawit didatangi ratusan orang berbondong-bondong. Hampir semua televisi membuat liputan langsung. Semua ingin menjadi yang paling awal memberitakan. Tak lama kemudian, karangan bunga ukuran besar berisi dukungan datang.

Bukan hanya orang kebanyakan dan karangan bunga yang datang. Sejumlah tokoh nasional bergantian datang. Hampir setiap hari mereka datang, khususnya menjelang tengah malam. Duren Sawit menjadi magnet baru pemberitaan. Tenda terpal didirikan di samping rumah besar Anas untuk belasan wartawan menunggu dan mencari berita.

Tidak hanya itu. Setelah Anas menggelar jumpa pers yang disiarkan langsung dan utuh, mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ini menggilir stasiun televisi untuk wawancara khusus. Bergantian, di waktu hampir bersamaan. Meskipun berganti-ganti pakaian, temanya sama, yaitu pembelaan.

Setelah itu semua, tamu ke Duren Sawit tak berhenti datang. Menurut peneliti senior Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, tamu yang datang bisa dibagi dalam dua kelompok. Pertama, bersilaturahim dan memberi dukungan, seperti Akbar Tandjung, Mahfud MD, dan Fahmi Idris.

Kedua, mereka yang mendorong Anas mengungkap praktik korupsi lain yang diketahuinya. Termasuk dalam kelompok kedua itu adalah para politisi lintas partai. Kasus pemberian dana talangan Bank Century yang naik turun tergantung suhu politik adalah salah satunya.

Politisi Hanura, Yuddy Chrisnandi, adalah orang pertama yang menyatakan Anas akan membuka kasus Century. Dari pernyataan ini muncul ide agar Anas dipanggil Tim Pengawas Kasus Bank Century DPR untuk dimintai keterangan.

Kedatangan sejumlah anggota Timwas Century ke Duren Sawit, Senin (4/3/2013), adalah tindak lanjutnya. Menurut politisi PPP, Ahmad Yani, dalam pertemuan, Anas menyebut sejumlah nama yang sebelumnya tidak pernah disebut terlibat. Pernyataan Yani berbeda dengan pernyataan Anas sebelumnya, yaitu semua data sudah di tangan KPK.

Selain kasus Century, Anas hendak diposisikan sebagai yang mengetahui kasus mantan Ketua KPK Antasari Azhar dan kasus pengadaan alat teknologi informasi KPU tahun 2009.

Apa pun yang menjadi intensi, perlu kembali disadari, Anas adalah tersangka kasus korupsi. Baru kali ini tersangka korupsi mendapat perlakuan seperti ini. Ada apa di Duren Sawit menjadi pertanyaan kita kini. (K02/INU)

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Krisis Demokrat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com