Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukisan di Belakang Anas

Kompas.com - 28/02/2013, 21:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Alunan merdu ayat Al Quran dan zikir tak henti-hentinya berkumandang dari kediaman mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Kamis (28/2/2013). Suasana terasa sejuk, ditambah dengan tanaman yang mengitari rumah dan sebuah kolam memanjang di halaman.

Ayat suci yang terus terdengar berasal dari pendapa yang disulap menjadi mushalla di bagian depan kediaman Anas. Di sana, tampak adik Anas, Anna Luthfi yang mengenakan sarung, sedang berzikir. 

Kamis siang ini, Anas tidak banyak kedatangan tamu. Rumah Anas hanya diramaikan celetuk dari anak keempatnya, Aisara Najma Waleefa (8 tahun) yang baru pulang sekolah. Hari ini Anas janji akan melakukan wawancana khusus dengan Kompas TV.

Satu jam berlalu, Anas akhirnya turun dari lantai dua menggunakan kemeja putih dengan kerah bermotif garis biru. Ia langsung menyambut kedatangan para tamu.

Tanpa basa-basi, ia pun mempersilakan wawancara dilakukan di dalam sebuah ruangan. Dua buah sofa sudah diatur sedemikian rupa untuk pengambilan gambar.

Wawancara berlangsung seperti pada umumnya, ada pertanyaan yang kemudian berjawab, dalam sorotan kamera. Tapi, ada pernik unik turut hadir dalam wawancara itu. Tepat di belakang kursi yang diduduki Anas, jelas masuk ke dalam ruang fokus kamera, sebuah lukisan terpampang.

Seorang lelaki tua berpeci dilukis dari arah samping. Gambar ini menarik perhatian lantaran selalu ada di setiap sesi wawancara khusus Anas belakangan ini. Lokasinya pun seolah diatur untuk pasti tersorot kamera. Siapakah dia?

Kakek istri

Dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, jawaban tentang siapa lelaki dalam gambar itu didapat. Teman dekat Anas ini mengatakan, lukisan tersebut adalah potret dari KH Ali Maksum, seorang putra tokoh ulama terkenal dari Lasem yang bernama Mbah Maksum.

KH Ali Maksum kemudian menjadi pengasuh Pondok Krapyak di Yogyakarta dan sempat menjadi Rois Aam PBNU periode 1980-1984. Setelah KH Ali Maksum wafat, Pondok Krapyak Yayasan Ali Maksum diasuh oleh putra pertamanya, yaitu KH Atabik Ali. Istri Anas, Atthiyah Laila, adalah putri KH Atabik Ali.

Salah seorang staf Anas mengatakan lukisan itu memang sudah sejak dulu berada di ruangan berukuran lima kali empat meter persegi tersebut. "Sudah lama memang ada di sini. Itu kakeknya istri Mas Anas," ujar dia.

Saat ditanyakan alasan mengapa lukisan ini selalu ada di setiap wawancara, staf Anas itu mengaku tak tahu alasan pasti. "Tapi sebenarnya enggak masalah kalau dipindah juga," katanya.

Makna lain di balik lukisan

Pandangan berbeda datang dari pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali. Dia melihat ada hal lain yang tengah ditunjukkan Anas.

Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini, kata Effendi, tengah menampilkan bahwa ia didukung berbagai lapisan. "Ini adalah sebuah upaya penggalangan kekuatan dari Anas. Ia ingin tunjukkan berakar di mana saja," tutur dia.

Effendi menerangkan upaya lain yang mungkin akan dilakukan Anas adalah dengan menampilkan latar para pendukungnya saat sedang diwawancara media. "Ide ingin (menunjukkan) punya kekuatan banyak orang sehingga bersimpati. Selama ini, kan, Anas juga selalu menyebut kata-kata sahabat, ini untuk meneguhkan dia dekat dengan berbagai kalangan," ucapnya.

Berhasilkah usaha Anas menunjukkan kekuatannya setelah sempat mengaku kasusnya dikriminalisasi? "Saya kira berhasil dia membangun opini itu. Ini adalah keberhasilan halaman pertama untuk Anas. Untuk halaman kedua, kita tunggu pembuktian di hukum," ungkap Effendi. Kita lihat nanti.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com