Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Urbaningrum: SBY dan Syarif Bukan Sengkuni

Kompas.com - 28/02/2013, 17:42 WIB
Sabrina Asril, Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang, Anas Urbaningrum, enggan mengungkapkan sosok Sengkuni, tokoh pewayangan yang pernah muncul dalam status BlackBerry Messengernya, "Politik Para Sengkuni". Sengkuni, dikatakan Anas, bukanlah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ataupun anggota Majelis Tinggi Syarif Hasan.

"Bukan, SBY itu Susilo Bambang Yudhoyono, bukan Sengkuni. Syarif Hasan, Syarifudin Hasan namanya. Doktor Syarifudin Hasan, bukan Sengkuni. Meskipun sama-sama 'S'," ujarnya saat diwawancara Kompas TV, di kediamannya, Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (28/2/2013).

Namun, menurutnya, pernyataan SBY dan Syarif akan menjadi rangkaian peristiwa politik. "Itu rangkaian peristiwa yang menegaskan rangkaian peristiwa politik," jawabnya singkat.

Dalam jumpa pers sebelumnya, Anas mengaku semakin yakin akan menjadi tersangka setelah diminta berkonsentrasi menghadapi masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anas tak menyebut siapa yang memintanya itu. Hanya, sebelumnya, SBY, selaku Ketua Majelis Tinggi, pernah menyebut hal itu ketika memutuskan mengambil alih kewenangan partai. Anas juga mengaitkan peristiwa politik itu dengan bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) atas namanya.

Sebelumnya, Syarif juga memberi pernyataan bahwa sudah mengetahui Anas akan dijadikan tersangka. Padahal, saat itu, KPK belum mengumumkan status Anas. "Kenapa, kita sudah dengar (status tersangkanya), tapi kita tunggu yang resmi saja," kata Syarif seusai rapat internal petinggi PD di Puri Cikeas, Kamis (7/2/2013) malam.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com