Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Hanura Meroket Kalahkan Nasdem

Kompas.com - 19/02/2013, 14:57 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Partai Hanura meroket tajam berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ). Hanura mendapatkan suara sebanyak 5,8 persen dan menempati posisi kelima dari 10 partai politik yang menjadi peserta Pemilihan Umum 2014.

"Elektabilitas Partai Hanura mengalami kenaikan dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Sebanyak 5,8 persen mengaku akan memilih Partai Hanura jika pemilu dilaksanakan hari ini," ujar Peneliti Senior LSJ Igor Dirgantara, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Survei tersebut dilakukan pada tanggal 9 hingga 15 Februari 2013. Survei dilakukan di 33 provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 1.225 calon pemilih dengan margin of error 2,8 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara pada responden menggunakan kuesioner dengan pertanyaan "Partai apakah yang akan dipilih seandainya pemilu dilaksanakan sekarang?".

Hasil survei menunjukkan, Partai Golkar berada di urutan pertama, yakni 18,5 persen; disusul PDI Perjuangan sebesar 16,5 persen; dan Gerindra 10,3 persen. Setelah Gerindra, menyusul Partai Demokrat dengan suara 6,9 persen. Peraihan suara untuk Hanura tak jauh dengan Demokrat, yakni 5,8 persen. Menurut hasil survei ini, Partai Nasdem hanya meraih suara 4,5 persen. Elektabilitas Nasdem menurun dibanding hasil survei lembaga lain sebelumnya.

Setelah itu, posisi ketujuh ditempati oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebesar 2,6 persen, disusul PAN 2,5 persen, dan PPP sebesar 2,4 persen. Kemudian di posisi terakhir ditempati oleh PKB sebesar 1,8 persen.

Menurut Direktur LSJ Rendy Kurnai, Hanura mendapatkan keuntungan dari masalah yang terjadi pada partai lain, salah satunya Partai Nasdem akibat pengunduran diri Hary Tanoesoedibjo. Namun, isu bergabungnya Hary Tanoe ke Hanura saat itu juga menjadi keuntungan bagi Hanura.

"Hanura mendapatkan keuntungan dari gonjang-ganjing Partai Nasdem. Sementara keluarnya Akbar Faisal tidak berpengaruh pada elektabilitas Hanura," ujarnya.

Padahal sebelumnya, dalam Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan beberapa bulan lalu, menunjukkan bahwa Hanura berada di posisi lima terbawah, yakni hanya meraih suara Partai 1,4 persen, sementara Partai Nasdem sebesar 5,2 persen. Selanjutnya, PPP meraih 4,1 persen, PKS 2,7 persen, dan PAN sebesar 1,5 persen.

Sementara itu, hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) yang dilakukan pertengahan Januari lalu juga menunjukkan bahwa Partai Hanura menempati posisi akhir, yakni 0,5 persen. Sementara dalam lima terbawah, Partai Nasdem memperoleh 5,5 persen, disusul Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 4,5 persen, PPP sebesar 3,4 persen, dan PKS 2,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Nasional
    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Nasional
    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Nasional
    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com