Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Sekutu Anas, Berdoalah Kalian

Kompas.com - 09/02/2013, 01:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, merasa di atas angin. Setelah didepak dari kepengurusan partai itu lantaran sering menyudutkan Anas Urbaningrum, kini Ruhut berbangga hati karena Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono secara tidak langsung menggeser posisi Anas.

Ruhut pun memperingatkan para sekutu Anas agar mulai berdoa agar tetap dipertahankan partai. "Bapak SBY kan tadi sudah bilang, berdoalah mereka-mereka itu," ucap Ruhut saat dihubungi wartawan, Jumat (8/2/2013).

Menurut Ruhut, siapa pun kader Partai Demokrat yang tidak mau menandatangani pakta integritas, seperti yang diinstruksikan SBY, dipersilakan keluar dari partai. "Ini menguji loyalitas. Kalau dia loyal, dia harus loyal terus kayak aku dengan Pak SBY," kata Ruhut.

Politikus yang juga bintang film ini menilai pidato SBY menepis keraguan semua pihak akan sifat keragu-raguan SBY. Pidato itu, sebut Ruhut, menunjukkan ketegasan SBY dalam upaya menyelamatkan Partai Demokrat. Setelah keputusan SBY itu, Ruhut menyatakan bahwa semua kader Demokrat siap turun ke lapangan untuk kembali meraih hati masyarakat.

"Karena parpol kita ini bukan ormas, maka yang lebih utama bekerja untuk rakyat. Kalau ormas kan bagaimana kader ke dalam. Kami harus rebut hati rakyat dan meraih swing voters," imbuh Ruhut. "Yakin pada aku, semua akan indah pada waktunya. Sabar saja," janji Ruhut.

Selama ini, Ruhut selalu bersuara keras terhadap kepemimpinan Anas. Ia menyebut Anas sebagai dalang anjloknya suara Partai Demokrat. Anas kerap dikait-kaitkan dengan perkaya kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Ruhut selalu meminta Anas dan para pendukungnya, seperti Saan Mustopa, I Gede Pasek Suardika, dan Nurhayati Ali Assegaf, untuk mundur. Sikap Ruhut ini pun akhirnya membuat dirinya didepak dari kepengurusan Partai Demokrat.

Pada Jumat (8/2/2013) malam, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa kepemimpinan Partai Demokrat kini diambil alih oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat. Semua instrumen Dewan Pimpinan Pusat, seperti fraksi, Dewan Pimpinan Daerah, dan Dewan Pimpinan Cabang, kini bertanggung jawab penuh kepada Majelis Tinggi.

SBY juga meminta agar Anas fokus menjalani proses hukum yang tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Partai Demokrat juga siap menyediakan bantuan hukum untuk Anas. Keputusan ini didapat setelah semua anggota Majelis Tinggi melakukan rapat di Puri Cikeas, Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com