Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Hambalang Mungkin Bertambah

Kompas.com - 27/01/2013, 11:31 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menetapkan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut. Seperti yang diungkapkan pimpinan KPK dalam beberapa kesempatan, lembaga antikorupsi itu akan bergerak menaiki anak tangga satu per satu.

"Seperti yang disampaikan pimpinan KPK beberapa kali bahwa penetapan tersangka belum berhenti. Jadi masih ada kemungkinan pihak-pihak lain yang diduga terlibat, siapa pun itu," kata Juru Bicara KPK Johan Budi, Jumat (25/1/2013) lalu.

Sejauh ini, baru dua orang yang menjadi tersangka Hambalang. Sebelum Andi, KPK menetapkan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar sebagai tersangka. Dalam melengkapi berkas kedua tersangka itu, Jumat (25/1/2013), KPK memeriksa adik Andi Alifian Mallarangeng, yakni Andi Zulkarnain Mallarangeng (Choel Mallarangeng) sebagai saksi kasus Hambalang.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, beberapa waktu lalu, mengungkapkan, KPK akan menggali keterangan seputar peran Choel dalam proyek Hambalang. KPK, kata Bambang, akan memeriksa latar belakang Choel dan semua hal yang berkaitan dengan kasus. Seusai diperiksa selama kurang lebih sepuluh jam, Choel mengaku pernah menerima uang dari Deddy pada Agustus 2010. Dia juga mengaku menerima uang Rp 2 miliar dari petinggi PT Global Daya Manunggal Herman Prananto pada Mei 2010. PT Global Daya Manunggal merupakan perusahaan subkontraktor proyek Hambalang.

Meskipun menerima uang dari aktor-aktor dalam proyek Hambalang, Choel membantah uang yang diterimanya itu berkaitan dengan proyek Hambalang yang tengah disidik KPK tersebut. Terkait pengakuan Choel ini, Johan mengatakan, KPK akan menguji kebenaran informasi tersebut. Choel bisa saja menjadi tersangka selanjutnya sepanjang ada dua alat bukti yang cukup.

"Siapa pun itu, kesimpulan pihak lain yang terlibat, tentu mendasarkan apakah penyidik menemukan bukti yang cukup atau tidak," katanya.

Aliran dana ke Kongres Partai Demokrat

Kasus dugaan korupsi Hambalang ini memang merupakan salah satu kasus besar di KPK. Kasus ini diduga melibatkan banyak pihak. Selain mengembangkan penyidikan perkara Andi dan Deddy, KPK juga membuka penyelidikan baru yang berkaitan dengan aliran dana Hambalang ke penyelenggara negara. Terkait penyelidikan aliran dana ini, KPK belum menetapkan tersangka. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya akan melacak aliran dana APBN Hambalang ke pihak-pihak tertentu, teramasuk ke Kongres Partai Demokrat 2010.

"Kalau nanti terbukti ada sejumlah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang terkait dengan kasus Hambalang mengalir misalnya ke kongres dan ada bukti-buktinya, ya, kami akan lacak sampai ke sana," katanya.

Dalam kongres tersebut, Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum partai. Busyro juga pernah mengatakan, KPK menemukan petunjuk yang mengarah pada keterlibatan Anas dalam kasus Hambalang. Petunjuk-petunjuk tersebut tengah dirangkai sehingga dapat dijadikan barang bukti. Selain pengadaan proyek dan aliran dana, KPK mengembangkan penyidikan Hambalang dengan mengusut penganggarannya.

KPK menilai ada kejanggalan dalam penganggaran proyek Hambalang tersebut. Anggaran yang semula diajukan Rp 125 miliar bisa meningkat signifikan menjadi Rp 1,2 triliun. Realisasi anggaran pun dibuat dalam kontrak tahun jamak atau multiyears. Laporan audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan menyebutkan, persetujuan kontrak tahun jamak Hambalang melanggar peraturan perundangan. Kontrak tahun jamak disetujui Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Dirjen Anggaran 2010 Anny Ratnawati (sekarang Wakil Menteri Keuangan). Terkait penganggaran ini, KPK sudah memeriksa Anny sebagai saksi.

Baca juga:
KPK Tindaklanjuti Pengakuan Choel Mallarangeng
Choel Mengaku Terima Rp 2 Miliar
Choel Juga Mengakui Uang dari Deddy Kusdinar

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com