Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical, Capres yang Maju untuk Kalah

Kompas.com - 03/01/2013, 21:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens mengatakan pencalonan Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon Presiden 2014 akan kontraproduktif bagi Partai Golkar. Jika Ical tetap bersikeras dengan pencalonannya itu, hanya kekalahan yang didapat orang nomor satu Golkar itu.

"Pencalonan itu akan jadi penyakit untuk Golkar. Ical ambil alih partai dan melakukan manajemen perusahaan. Golkar sudah menjadi korporasi Bakrie," ujar Boni, Kamis (3/1/2013), usai diskusi di Media Center Bawaslu, Jakarta.

Boni menyoroti asal-muasal resistensi terhadap Ical di internal Golkar. Resistensi bahkan dilakukan oleh seorang politisi senior Golkar yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung. Langkah Akbar Tanjung yang mengirimkan surat kepada DPP Partai Golkar untuk mengevaluasi pencalonan Ical dinilai bukan main-main.

"Ini resistensi kader partai yang tidak punya uang, tapi dia punya dedikasi. Akbar Tanjung adalah tokoh besar di mana Golkar roboh di tahun 1998. Dia yang membangunkan Golkar tahun 1999, tapi kemudian didepak oleh Jusuf Kalla kemudian Ical," kata Boni.

Langkah Akbar yang meminta pemilihan capres dilakukan secara terbuka itu diakuinya pasti didukung di kader Golkar di daerah-daerah. Jika Ical tidak mengatasi persoalan ini dengan mekanisme konvensi atau rembuk nasional, maka Golkar akan kalah pada Pemilu 2014.

"Kalau itu tidak ada, Golkar akan kalah. Kalau pun tidak ada Akbar Tanjung, dari awal Ical adalah calon yang maju untuk kalah," ucapnya.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com