Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Enam Kementerian "Pemalas" Versi Fitra

Kompas.com - 23/12/2012, 13:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (Fitra) mencatat, ada enam kementerian "pemalas" pada 2012. Catatan Seknas FITRA tersebut berdasarkan laporan realisasi anggaran semester I atau dar Januari hingga Juni 2012 terhadap kinerja anggaran kementerian pada tahun ini. Apa saja enam kementerian itu?

Koordinator Riset Seknas Fitra Maulana menyebutkan, enam kementerian tersebut adalah Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Keenam kementerian ini dinilai gagal merealisasikan target penyerapan anggaran. Hingga pertengahan tahun 2012, penyerapan anggaran masih di bawah 20 persen.

"Buruknya kinerja penyerapan anggaran kementerian tahun 2012 ini menjadi salah satu penyebab terulangnya kasus realisasi anggaran seperti tahun lalu. Hal ini mengindikasikan kinerja kementerian yang malas dalam merealisasikan program kegiatan yang disusunnya," kata Maulana, dalam jumpa pers di Kantor Seknas Fitra, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (23/12/2012).

Tidak terealisasinya penyerapan anggaran, menurut Maulana, memaksa Presiden untuk turun tangan dan membentuk Tim Evaluasi Percepatan dan Pengawasan Anggaran di bawah tiga lembaga, yakni UKP4, Kementerian Keuangan, dan BPKP. Namun, hal tersebut, menurut dia, tetap tidak mampu mendorong kementerian menyerap anggaran dengan baik. Sebaliknya, kata Maulana, patut dipertanyakan bagaimana bisa kementerian menghabiskan sisa anggaran yang mencapai ratusan triliun rupiah hanya waktu satu bulan, selama Desember ini.

"Meski instruksi (presiden) itu baik untuk menyerap anggaran, tetapi dengan dibentuk tim itu anggaran tetap tidak terserap dengan baik. Masih ada anggaran Rp 290 triliun yang belum direalisasikan," ujar Maulana.

Dengan sisa anggaran sebesar itu, apabila dihitung dengan sisa jumlah hari kerja yang efektif dari 1 Desember hingga 15 Desember 2012, setiap harinya pemerintah perlu membelanjakan sebesar Rp 29 trilun.

"Sulit dibayangkan bagaimana menghabiskan anggaran sebesar itu dalam sehari agar dapat mencapai target realisasi anggaran," ungkap Maulana.

Ia menambahkan, data ini dikelola berdasarkan data Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Laporan itu menyebutkan, belanja pemerintah pusat hingga 30 November 2012 baru mencapai Rp 778,9 triliun atau 72,8 persen dari anggaran pemerintah pusat pada APBN Perubahan sebesar Rp 1.069,5 triliun.

"Data yang kami gunakan bukan sembarang, ini kami kelola dari rilis di Kementerian Keuangan, yang kemudian kami kelola agar masyarakat mampu mengerti," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com