Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Isi Rekaman Rahasia Hartati-Amran...

Kompas.com - 13/12/2012, 13:55 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi memutar rekaman pembicaraan antara Direktur Utama PT Hardaya Inti Plantation (PT HIP) dan PT Cipta Cakra Murdaya (PT CCM) Hartati Murdaya Poo dengan Bupati Buol Amran Batalipu dalam persidangan kasus dugaan suap kepengurusan HGU perkebunan di Buol yang berlangsung di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (13/12/2012). Melalui rekaman itu, terungkap bahwa Hartati meminta bantuan Amran untuk mengurus penerbitan izin-izin terkait sisa lahan seluas 75.000 hektar atas nama PT CCM. Mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu pun menjanjikan pemberian uang kepada Amran.

"Makasih ya sudah terima dua kilo, itu kan izin lokasinya atas nama CCM, tapi supaya enggak keluar ke orang lain, saya minta Bapak untuk bikin surat kepada PT CCM, memberi tahu bahwa itu izin lokasinya atas nama CCM. Yang CCM ya Pak," kata Hartati kepada Amran seperti yang dalam rekaman telepon yang diperdengarkan.

Atas permintaan ini, Amran terdengar mengiyakan. Hartati kembali mendesak Amran dengan mengatakan dirinya sudah berjasa di Buol. PT CCM sudah berinvestasi di Buol saat daerah itu masih sepi hingga kini menjadi daerah hasil pemekaran. Hartati juga meminta agar izin terkait 75.000 lahan di Buol itu tidak diserahkan ke pihak lain. "Semuanya diserahkan, diserahkan ke kita, sebab saya tidak ada izin usaha perkebunannya (IUP). Saya dikerjain terus seperti ini. Kasih surat ke saya, nanti kita barter lagi yang dua kilonya,” ucap Hartati.

"Bapak kan tahu saya ini sudah jadi pahlawan. Saya yang paling berat kerjanya di situ, orang lain main masuk saja, kita dianiaya. Bapak bantu saya lawan dia," kata Hartati lagi.

Mendengar permintaan Hartati itu, Amran berjanji akan membantunya. Dalam rekaman tersebut, Amran mengatakan nanti akan membicarakan terlebih dahulu dengan timnya. "Tentu masalah itu harus kompak semuanya, yang baru-baru kan enak bu, kompak. Nanti saya bantu," ujarnya.

Hartati pun terdengar kembali mendesak Amran agar masalah izin-izin itu segera diurus. Dia meminta Amran menyelesaikan dalam waktu seminggu. Sementara Amran dalam rekaman tersebut mengatakan, dia masih sibuk mempersiapkan pemilihan umum di Buol dalam sepekan. Saat itu, Amran menjadi calon bupati petahana. Dia pun berjanji akan mengurus permintaan Hartati seusai cuti kampanye.

"Minggu ini saya sibuk sekali, saya masih cuti Bu. Kalau saya undang mereka sekarang, saya jadi salah. Saya kan nunggu surat dari Mendagri, cuti sampai tanggal 3 baru masuk kantor. Masalahnya ada instansi lain Bu, kalau dibicarakan dengan pelaksana tugas bupati, dia enggak berani. Nanti setelah saya masuk, saya urus," ucap Amran seperti dalam rekaman.

Amran mengakui

Amran yang bersaksi dalam persidangan tersebut mengakui kebenaran rekaman itu. Menurut Amran, yang dimaksud dengan "dua kilo" adalah nilai uang Rp 2 miliar. "Dua kilo itu dua miliar, izin dia minta yang 53 hektar dikeluarkan," ujar Amran saat dikonfirmasi majelis hakim mengenai rekaman.

Dalam kasus dugaan suap Buol, Hartati didakwa menyuap Amran dengan uang Rp 3 miliar. Menurut surat dakwaan, setelah pemberian Rp 1 miliar, Hartati menghubungi Amran melalui telepon genggam milik anak buahnya, Totok Lestiyo. Rekaman pembicaraan dengan ponsel Totok inilah yang menjadi bukti KPK di persidangan. Adapun Amran sudah menjadi terdakwa sebagai penerima suap dalam kasus ini.

Baca juga:
Hartati: Makanan Rutan KPK Racun bagi Saya
Hartati Minta KPK Buka Blokir Rekeningnya
Hartati Terancam Lima Tahun Penjara
Hartati akan Buktikan Kalau Dia Diperas

Berita terkait kasus dugaan suap ini dapat diikuti dalam topik "Hartati dan Dugaan Suap Bupati Buol"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

    Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

    Nasional
    Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

    Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

    Nasional
    Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

    Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

    Nasional
    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Nasional
    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Nasional
    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Nasional
    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Nasional
    Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

    Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

    Nasional
    Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

    Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

    Nasional
    Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

    Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

    [POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

    Nasional
    Sejarah Hari Buku Nasional

    Sejarah Hari Buku Nasional

    Nasional
    Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

    UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

    Nasional
    KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

    KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com