Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Bola Liar Skandal Century

Kompas.com - 24/11/2012, 13:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Skandal Bank Century kian memanas dengan adanya penetapan dua tersangka baru yang berasal dari pejabat Bank Indonesia. Beberapa politisi Senayan berkeyakinan kuat bahwa Wakil Presiden Boediono yang saat ini menjabat sebagai gubernur BI, bertanggung jawab atas pengucuran dana talangan senilai Rp 6,7 triliun.

Skandal Bank Century memang tidak lagi hanya masuk ke ranah hukum. Skandal ini juga sarat bermuatan politik. Pengamat politik Hanta Yudha mengatakan, ada lima skenario bola liar yang dilempar terkait penanganan skandal tersebut.

Ada efek billiard dalam kasus bank Century, di mana bola putihnya adalah Bank Century. Sementara ada lima bola lainnya yang dipantulkan bola Century," ujar Hanta,

Bola pertama adalah koalisi. Hanta menjelaskan, bola koalisi dimainkan parpol mitra koalisi terkait strategi politik relasi kekuasaan sentripetal. "Jadi (parpol mitra koalisi) menggunakan Century sebagai alat instrumen untuk menekan dengan harapan mendapat insentif," kata Hanta,

Bola kedua adalah negosiasi. Bola negosiasi, ucap Hanta, sengaja dipantulkan sebagai alat tukar kekuasaan. Terlebih, baru-baru ini Sekretaris Kabinet Dipo Alam melaporkan dugaan kongkalikong APBN di kementerian. Ada pula kasus dugaan pemerasan BUMN oleh anggota Dewan, seperti yang digulirkan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

"Dengan adanya rentetan kejadian ini, ada indikasi barter. Sangat mungkin Bank Century layu sebelum berkembang," ucap Hanta.

Bola ketiga adalah bola pemilu. Menurut Hanta, bola pemilu terkait erat dengan politik elektoral yang dilakukan parpol menjelang Pemilu 2014. "Century bisa jadi dibuat tidak terselesaikan, dibuat mengambang. Jadi, Century dan Hambalang ini bisa jadi alat untuk mendegradasikan elektoral SBY dan partai pemerintah oleh partai pesaing," kata Hanta.

Bola keempat adalah faksi di internal Demokrat. "Kita tahu Ketua Umum PD Anas Urbaningrum sedang bergulat dengan kasus Hambalang. Di sebelahnya, ada pertarungan politik internal PD yang memanfaatkan ini," ujar Hanta.

Sementara bola terakhir adalah bola aspirasi. Bola aspirasi dipakai untuk membawa aspirasi publik yang menghendaki agar semuanya dibongkar. "Politisi Senayan bisa menghimpun aspirasi politik, tapi bisa juga konstruksi citra parpol. Bola putih Century memantulkan kelima bola itu. Kami berharap bola aspirasi yang masuk," kata Hanta.

Baca juga berita-berita terkait di topik pilihan:
Skandal Proyek Hambalang
Kongkalikong di Kementerian
Dugaan Pemerasan DPR ke BUMN
Apa Kabar Kasus Century

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com