Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, BK DPR Panggil Anggota Dewan Terduga Pemeras BUMN

Kompas.com - 20/11/2012, 18:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat akan mulai memanggil anggota-anggota Dewan yang diduga melakukan pemerasan terhadap direksi badan usaha milik negara. Pemanggilan mulai dilakukan terhadap anggota Dewan yang terlibat dalam kasus dugaan pemerasan direksi PT Garam dan PT PAL.

"Besok, kami akan melakukan pemanggilan terhadap anggota Dewan terkait. Ini sedang kami jadwalkan besok siang di atas pukul 12.00," ujar Ketua Badan Kehormatan (BK) M Prakosa, Selasa (20/11/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Prakosa mengatakan, besok ada seorang anggota Dewan yang dipanggil. Namun, Prakosa masih merahasiakan identitas anggota Dewan tersebut. "Iya, besok satu orang, tidak bisa saya katakan siapa. Lihat saja besok, yang jelas ini terkait PT PAL dan PT Garam," kata Prakosa.

Saat dipanggil  BK DPR pada Senin (5/11/2012), Dahlan Iskan menyerahkan dua nama anggota Dewan yang diduga memeras BUMN. Kedua orang diketahui bernama Idris Laena dari Fraksi Partai Golkar dan Sumaryoto dari Fraksi PDI-P. Idris diduga meminta jatah kepada PT PAL dan PT Garam. Sementara itu, Sumaryoto diduga meminta jatah kepada PT Merpati Nusantara Airlines. Permintaan jatah ini terkait dengan penyertaan modal negara (PMN).

Dalam jumpa pers beberapa waktu lalu, Idris Laena sudah membantah tudingan Dahlan. Idris mengaku kecewa terhadap penjelasan Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada BK DPR hanya didasari keterangan sepihak dari jajaran BUMN. "Tuduhan itu saya nyatakan dengan tegas tidak benar sama sekali. Saya tegaskan, semua yang disampaikan tidak benar," kata Idris saat jumpa pers di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/11/2012).

Idris mengaku mengapresiasi langkah Dahlan yang ingin membersihkan BUMN. Namun, kata dia, keterangan sepihak yang disampaikan Dahlan telah merusak nama baik dirinya dan keluarga. Selain itu, menurut dia, isu pemerasan itu juga akan mengganggu kondisi psikologis anak-anaknya. Namun, Idris tak mau banyak berkomentar mengenai tuduhan Dahlan. Alasannya, dia akan menjelaskan kepada BK.

"Saya anggota Komisi VI yang membidangi BUMN. Bertemu hampir setiap hari saat RDP dengan direksi BUMN. Namun, keterangan detail akan saya sampaikan kepada BK," ujar politikus Partai Golkar itu.

Prakosa mengatakan, pihaknya akan melakukan konfirmasi atas semua tudingan Dahlan Iskan dan para direksi BUMN. Jika terbukti, sanksi etik pun sudah menanti. Saat ini, BK sudah melihat adanya pelanggaran etika yang dilakukan para anggota Dewan yang dituduhkan melakukan pemerasan. Indikasi pelanggaran awal adalah dengan melakukan pertemuan tidak resmi di luar agenda komisi.

"Sanksinya bisa pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap. Kalau sedang itu pemberhentian dari anggota alat kelengkapan atau pimpinan alat kelengkapan. Kalau pemberhentian tetap jika terbukti pelanggarannya berat," tutur Prakosa.

Baca juga:
Dahlan Iskan, DPR, dan 'Panggung Politik Praktis'
Bantah Peras BUMN, Andi Timo Menangis
Tidak Elok, Pejabat Saling Serang
SBY Harus Tertibkan Pembantunya yang 'Hobi' Gaduh

Berita-berita terkait lainnya dalam topik:
Kongkalikong di Kementerian
Dahlan Iskan Versus DPR

Dan, berita terhangat Nasional dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com