Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical: Tenang Saja, Elektabilitas Saya 61 Persen

Kompas.com - 22/10/2012, 15:11 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical santai menanggapi hasil survei yang menempatkan tingkat keterpilihannya (elektabilitas) sebagai bakal calon presiden 2014 berada di bawah Jusuf Kalla. Sejumlah survei menunjukkan, persentase keterpilihan Ical masih kalah dengan mantan Wakil Presiden RI, yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK).

"Tenang saja," kata Ical di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Senin (22/10/2012), sebelum menghadiri sebuah acara.

Menurut Ical, elektabilitas JK lebih tinggi karena seniornya itu dinilai lebih dulu terjun di dunia politik. Ia pun menyebut tidak ada ketika ditanya apakah akan ada pembahasan khusus untuk mendongkrak elektabilitasnya di Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar (Rapimnas Partai Golkar) nanti.

"Kita bekerja saja," katanya.

Ical mengaku tetap optimistis menghadapi Pilpres 2014 . Pasalnya, Ical berpegang pada hasil survei dari lembaga survei lain. "Elektabilitas saya 61 persen," ujar Ical.

Seperti diberitakan, hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan elektabilitas JK di atas Ical. JK berada di urutan ketiga dengan angka 9,4 persen. Di atas JK, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (20,1 persen) dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (12 persen).

Adapun elektabilitas Ical berada di urutan kelima dengan angka 7,1 persen. Angka itu masih di bawah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dengan angka 8,8 persen.

Sebelumnya, survei yang dilakukan Political Weather Station (PWS) menunjukkan tingkat kepopuleran, kesukaan, hingga keterpilihan Ical di antara tokoh Partai Golkar masih di bawah JK. Popularitas JK masih yang teratas dengan 95,88 persen. Di posisi selanjutnya, Ical 90,09 persen, Priyo Budi Santoso 80,37 persen, Akbar Tandjung 80,17 persen, Fadel Muhammad 50,37 persen, Agung Laksono 46,63 persen, Hajriyanto Y Thohari 35,42 persen, dan Sharif Cicip Sutarjo 31,96 persen.

Baca juga:
Lagi-lagi, Ical "Kalah" dari JK
Awan Mendung untuk Ical

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com