JAKARTA, KOMPAS.com -- Bagaimana posisi Indonesia dalam kurun waktu 20-30 tahun ke depan? Proyeksi masa depan Indonesia itu akan dikupas pada Konferensi Futurologi II yang digelar di XXI Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (20/10/2012). Konferensi mengangkat tema Getting Ready for the Next Revolutions: World Experts Discuss New Forces and Power Shifts that are Changing Governments, Businesses and Societies.
Kementerian Luar Negeri bersama KBRI Washington, Kementerian Perdagangan, Indonesian Diaspora Network (IDN), dan Modernisator, akan mengundang pakar dari berbagai kalangan, termasuk diaspora Indonesia. Para pakar akan memaparkan proyeksi fenomena global pada saat ini akan memberi pengaruh geopolitis dan ekonomi pada tatanan dunia yang akan datang, serta strategi baru yang diperlukan untuk menghadapi tatanan dunia baru tersebut.
Konferensi dilakukan dalam nuansa multimedia showbiz, menggunakan pengantar Bahasa Inggris dan mengundang sekitar 800 peserta. Kendati demikian, konferensi ini terbuka untuk dapat diliput media nasional dan internasional.
Para narasumber yang akan memaparkan prediksi masa depan berdasarkan keahlian dan kompetensi di bidang masing-masing, yaitu Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (Redefining Progress and Development in the 21st Century), Dr Terrence Markin dari National Intelligence Council (Global Trends 2030), Chairul Tandjung dari CT Group (The Future of Indonesia Inc) pada sesi pertama.
Di sesi kedua akan hadir Presiden Boeing Asia Tenggara R Boyce (The Future of Travel), Dr Danet Suryatama dari Electrikcar LLC (The Future of Hybrid Cars), Co-Founder Guesthub Eddy Sulistyo (Introducing GuestHub: A New Digital Invention to Help Boost Marketing), dan Dr George Anwar dari UC Berkeley (How Digital Data Collection will Change the Future of World's Commerce and Energy Consumptions).
Di sesi ketiga, Ketua Emerging Products and Innovation-VISA Niki Manby (The Future of Finance), Shyam Mamidi dari Global Business Services IBM ASEAN (Smart Cities), Daliana Suryawinata dari Indonesian-European Union Architects Association (Superkampung Jakarta 2045: The Leap of the Urban Poor), dan Nicholas Saputra (The Future of Youth), akan tampil sebagai pembicara.
Sementara di sesi terakhir, akan dihadirkan mantan penasihat Presiden GW Bush bidang Counter Terrorism and Homeland Security, Frances Townsend (The Future of Cyber Security), mantan anggota UNIFIL Mayor Inf Agus Yudhoyono (The Future of Warfare), pengarang buku Chindia Rising Prof Jagdish Sheth (The Rise of Asia: Its Geopolitics Im plications), dan Dubes RI untuk AS Dr Dino Patti Djalal (Five Things You Need to Know to Survive the 21st Century).
Konferensi Futurologi II merupakan tindak lanjut dari Konferensi Futurologi pertama di Jakarta pada 28 Juli 2011, yang dihadiri sekitar 1.300 peserta dan mendatangkan pakar-pakar terkemuka dan narasumber dari Indonesia dan internasional.
Pada konferensi tersebut dibahas berbagai tren strategis di dunia serta dampaknya bagi Indonesia. Konferensi tersebut berhasil memproyeksikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi sangat besar untuk maju, dan potensial untuk dijadikan tujuan investasi, sehingga ikut mendorong upaya pembangunan ekonomi nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.