Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipo Tak Minta Maaf, Legislator Ancam Tolak Anggaran

Kompas.com - 15/10/2012, 18:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat kerja antara Komisi II DPR RI bidang Pemerintahan dengan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam masih berlangsung panas. Anggota dewan menuntut agar Dipo meminta maaf perihal pernyataannya soal "kongkalikong" partai dan anggota dewan dalam mengamankan pemilihan kepala daerah.

Anggota dewan pun mengancam akan menolak anggaran yang diajukan Seskab. Salah satunya adalah anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Gamari Sutrisno. "Kalau tidak ada maaf, minimal (pengajuan anggaran) tidak akan saya setujui," ujar Gamari Sutrisno, Senin (15/10/2012), dalam rapat di Kompleks Parlemen.

Sebelumnya, Dipo sempat mengeluarkan surat edaran yang diberikan saat rapat internal kabinet. Di dalam surat edaran itu berisi imbauan kepada para menteri dan jajaran di Kabinet Indonesia Bersatu II untuk mencegah praktik kongkalikong dengan oknum anggota DPR, DPRD, dan rekanan dalam perencanaan APBN 2013.

Dipo juga sempat menyampaikan kepada wartawan sepanjang Oktober 2004 sampai September 2012 ada 176 permohonan izin pemeriksaan kepala daerah yang diajukan penegak hukum ke Presiden. Dari pejabat yang dimintakan izin pemeriksaan, sebanyak 64 orang (36,36 persen) adalah kader Partai Golkar, 32 orang (18,18 persen) dari PDI-P, dan 20 orang (11,36 persen) dari Partai Demokrat.

Pejabat lainnya, sebanyak 17 orang (9,65 persen) dari PPP, 9 orang (5,11 persen) dari PKB, 7 orang (3,97 persen) dari PAN, 4 orang (2,27 persen) dari PKS, dan sejumlah partai lain masing-masing 1 orang. Para petinggi Partai Golkar lalu bereaksi.

Pernyataan Dipo itu dinilai untuk menyerang dan membunuh karakter parpol lain. Pernyataan Dipo itu lalu dikaitkan dengan kondisi elektabilitas Partai Golkar yang berada di posisi teratas. Ketua Komisi II dari Fraksi Partai Golkar Agun Gunanjar juga sempat menanyakan hal yang sama. Agun meminta klarifikasi dari Dipo soal data-data yang mengesankan partai-partai itu melakukan kongkalikong untuk dana ke daerah.

"Bagaimana kita disebut kongkalikong? Dana ke daerahnya berapa, kita tidak tahu," kata Agun.

Sementara itu, politisi Golkar lain, Azhar Romli mengusulkan agar anggota dewan tidak menyetujui anggaran yang diajukan Seskab. "Saya usulkan agar kita tidak setujui Pagu ini. Sebagai pejuang, kita sama-sama pejuang. Marilah kita bersama-sama jangan ada dusta antara kita. Enak aja kita turun ke dapil saya, dituduh kongkalikong dituduh korupsi. Kami sakit hati," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com